Bisnis.com, JAKARTA - Sering merasa lemas, mual, sulit tidur, atau jantung berdebar-debar, tapi hasil pemeriksaan medis selalu normal?
Bisa jadi itu adalah penyakit psikosomatik, kondisi medis yang nyata, namun dipengaruhi oleh faktor psikologis dan emosional.
dr. E. Mudjaddid, Sp.PD-KPsi, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Psikosomatik dan Paliatif Medik di Bethsaida Hospital Gading Serpong, mengatakan psikosomatik adalah hubungan erat antara pikiran dan tubuh yang mempengaruhi kondisi tubuh atau sebaliknya.
“Bukan berarti pasien berpura-pura sakit, tapi emosi negatif seperti kecemasan, ketakutan, atau trauma masa lalu dapat ‘menyamar’ menjadi gejala fisik di berbagai organ tubuh,” jelasnya.
Jika dibiarkan, gangguan ini bahkan bisa berkembang menjadi kerusakan organik yang nyata.
Dia menjelaskan gejala dari penyakit ini bisa berpindah dan membingungkan.
Berikut gejala dari psikosomatik
● Tidak ditemukan kelainan organik meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh.
● Bila tidak ditangani, keluhan psikosomatik dapat berkembang menjadi gangguan organik yang nyata.
● Tidak disertai gangguan kejiwaan berat seperti psikotik atau disintegrasi kepribadian.
● Keluhan berkaitan dengan emosi negatif tertentu yang pernah dialami, seperti merasa rendah diri, ketakutan, trauma masa lalu, penolakan, kegelisahan, citra diri yang buruk dan lain-lain.
● Gejala berpindah-pindah dari satu organ ke organ lainnya, misalnya dari nyeri lambung ke pusing, susah tidur, jantung berdebar, badan lemas pada saat hampir bersamaan dan gejala lainnya.
● Keluhan sering dipicu oleh stres berkepanjangan dalam kehidupan, baik dari pekerjaan, keluarga, kondisi ekonomi, maupun hubungan sosial.
● Terdapat pencetus emosional seperti rasa cemas yang memunculkan keluhan fisik.
Pendekatan Menyeluruh: Bukan Hanya Obat
Di Bethsaida Hospital, pendekatan yang digunakan terhadap penyakit psikosomatik sangat komprehensif dan terintegrasi, mencakup empat dimensi utama:
1. Bio-Organik: Pemeriksaan fisik menyeluruh, pemberian obat sesuai kebutuhan, serta edukasi hidup sehat.
2. Psiko-Edukasi: Membangun hubungan yang suportif antara dokter dan pasien, sehingga pasien merasa didengar dan dimengerti.
3. Sosio-Kultural: Membantu pasien mengurai persoalan sosial seperti konflik rumah tangga, tekanan pekerjaan, hingga kondisi ekonomi.
4. Spiritual: Membimbing pasien untuk melihat konflik batin dari sudut pandang spiritual atau keagamaan, demi ketenangan jiwa.
“Kami memahami bahwa pasien dengan gangguan psikosomatik memerlukan pendekatan yang berbeda dan menyeluruh. Karena itu, Bethsaida menghadirkan layanan khusus dengan dukungan dokter spesialis yang profesional dan berpengalaman, termasuk konsultan psikosomatik. Fasilitas kami juga dirancang untuk mendukung kenyamanan dan pemulihan pasien secara holistik,” ujar dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong.