Stroke/webmd.com
Health

Profesor Ini Minta Terawan Buktikan “Cuci Otak” Sembuhkan Stroke

Nancy Junita
Kamis, 5 April 2018 - 16:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Profesor dokter Moh Hasan Machfoed SpS(K) meminta
Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Terawan Agus Putranto untuk membuktikan bahwa metode Digital Subtraction Angiography (DSA) atau "cuci otak" bisa menyembuhkan pasien stroke.

Hasan menegaskan hal itu ketika dikonfirmasi Bisnis.com, Kamis (5/4/2018) perihal metode DSA yang oleh Terawan disebut ‘cuci otak’ yang diklaim bisa menyembuhkan stroke.

Seperti diberitakan sebelumnya, Terawan menggunakan metode “cuci otak” atau brain flushing untuk mengatasi stroke. Metode ini juga merupakan bahan desertasi doktornya di Universitas Hasanuddin, Makassar. Terawan lulus dengan predikat sangat memuaskan pada 4 Agustus 2016.

Metode cuci otak yang hangat dibicarakan ini berbasis radiologi intervensi untuk mengatasi stroke. Temuan Terawan ini menggunakan teknik sederhana, mirip membersihkan saluran gorong-gorong yang tersumbat.

Ibarat pipa air, stroke salah satunya terjadi karena sumbatan darah di otak (stroke iskemik), sehingga darah tak mengalir dengan lancar. Nah, sumbatan inilah yang dibersihkan, sehingga pembuluh darah kembali bersih dan bekerja dengan normal.

Sampai 2012, tak kurang dari 4.142 pasien stroke sukses menjalani terapi. Jumlah ini, kata Terawan, terus bertambah dengan banyaknya penderita stroke yang tertarik menempuh pengobatan itu. Problemnya, dia tak bisa menjelaskan secara ilmiah karena belum melalui proses metodologi penelitian.

"Tapi sekarang tindakan ini sudah terbukti berhasil," ujar Terawan usai ujian promosi saat itu.

Hasan menegaskan, jika memang DSA yang disebut sebagai metode “cuci otak” bisa menyembuhkan stroke, maka dia meminta dihadirkan bukti ilmiah yang mendukung bahwa metode “cuci otak” bisa mengatasi sumbatan (clot) di saraf.

Ketika disinggung bahwa Terawan sudah melakukan penelitian ilmiah dan merupakan bahan desertasi doktornya di Universitas Hasanuddin, Makassar, Hasan menegaskan bahwa hasil disertasi Terawan tersebut tidak didukung bukti ilmiah yang cukup.

“Penelitiannya kurang didukung referensi ilmiah. Ada ratusan tulisan ilmiah soal heparin, tapi tak satupun yang menyebut bahwa heparin obat untuk pengobatan stroke,” tambah Hasan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro