Bisnis.com, BANDUNG — Pada libur Idulfitri tahun ini, pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkubanparahu optimistis objek wisata tersebut dikunjungi 10.000 wisatawan setiap harinya.
Direktur PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) Putra Kaban mengatakan sejak Minggu (11/8) pagi Tangkubanparahu telah diserbu ribuan wisatawan. Lonjakan wisatawan mulai terasa sejak H-3 Lebaran.
"Untuk mengantisipasi hal ini kami menambah personel yang ditugaskan untuk mengatur parkir kendaraan," katanya, kepada wartawan di Lembang, Minggu (11/8/2013).
Dia menyebutkan penambahan 40 petugas di antaranya untuk ditempatkan sebagai pengatur kendaraan di sejumlah titik akses masuk menuju Kawah Ratu.
Mayoritas pengunjung berasal dari luar Kota Bandung dan sebagian lagi merupakan wisatawan lokal yang menggunakan sepeda motor.
Sejak H+1 Idulfitri jumlah wisatawan yang menikmati kawah yang menjadi legenda hidup masyarakat Jabar Sangkuriang dan Dayang Sumbi ini dipadati sedikitnya 10.000 pengunjung.
Akibat banyaknya volume kendaraan yang menuju lokasi wisata yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Subang tersebut Jalan Raya Tangkubanparahu mengalami kepadatan kendaraan.
"Pada pagi ini, kami baru mencatat ada sekitar 5.000 orang yang telah datang ke lokasi wisata. Seperti hari sebelumnya, diperkirakan kunjungan wisatawan akan mencapai 10.000 orang,"ujarnya.
Melihat lonjakan pengunjung lokasi wisata yang sebagian besar berasal dari luar kota, pihak pengelola bahkan membuka loket wisata Tangkubanparahu lebih awal yakni pada pukul 07.00 WIB dan tutup pukul 17.00 WIB.
Untuk memuaskan pengunjung pihaknya pun memberikan kesempatan pengunjung guna menikmati keindahan kawah gunung berapi aktif tersebut maksimal hingga pukul 20.00 WIB.
Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya meminta wisatawan mematuhi segala peraturan yang diterapkan oleh pihak pengelola. Dengan begitu, wisatawan dapat dengan nyaman mengunjung Gunung Tangkubanparahu pada saat liburan Idulfitri ini.
Tak hanya pengelola Tangkubanparahu yang merasakan manisnya "kue libur lebaran", sejumlah pengelola hotel dan restoran pun mengalami hal yang sama.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung Barat, Eko Suprianto mengatakan tingkat okupansi hotel dan restoran di wilayah Bandung Barat mengalami lonjakan seusai Lebaran.
Hal ini terjadi karena banyak masyarakat yang memilih berlibur bersama keluarga sekaligus bersilaturahmi usai sebulan penuh menjalankan puasa.
Sejak H-5 Idulfitri pun tingkat okupansi di pondokan wisata miliknya sudah full booked. Padahal, okupansi hotel dan restoran selama Ramadan menurun drastis. "Kami yakin seusai lebaran, tingkat okupansi hotel kembali seperti biasanya. Di hotel-hotel lain pun sama, sebagian besar full booked," ujarnya.
Menurunnya, tingkat okupansi hotel ini memang dipengaruhi kebiasaan masyarakat saat menjalani ibadah puasa di mana mereka lebih banyak tinggal di rumah selama menjelankan ibadah puasa atau makan di sekitar tempat tinggal mereka.
Berbagai upaya untuk menggaet pengunjung sekaligus meningkatkan tingkat okupansi hotel dilakukan oleh sejumlah hotel maupun restoran. Misalnya penawaran paket buka puasa bareng atau sahur. Tapi, program-program semacam itu kurang mendapat respon masyarakat.