Bisnis.com, JAKARTA - Rakyat Indonesia berduka cita mendalam atas kepergian sang maestro musik biola Indonesia, Idris Sardi (75), yang meninggal dunia Senin pagi (27/4/2014) pukul 07.28 WIB di Rumah Sakit Meilia Cibubur.
"Jangan panggil saya maestro. Si biola maut juga tidak. Jangan coba-coba. Panggil saja saya Mas Idris. Saya ini masih belajar, masih banyak yang lebih baik dari saya".
Meski sudah mengukir sejumlah prestasi mengagumkan, sosok Idris Sardi tetap saja bersahaja dan rendah hati. Itu ditunjukkan dengan sikapnya yang tidak ingin ditinggikan, disanjung-sanjung.
"Jangan panggil saya maestro. Si biola maut juga tidak. Jangan coba-coba. Panggil saja saya Mas Idris. Saya ini masih belajar, masih banyak yang lebih baik dari saya. Dulu mungkin saya populer. Tetapi orang besar belum tentu populer dan orang populer juga belum tentu orang besar," katanya dalam satu kesempatan, sebagaimana ditulis di blog rolfilm.
Torehan Prestasi almarhum Idris Sardi:
Piala Citra, Tata Musik Terbaik FFI 1974 (Cinta Pertama) |
Piala Akademi Sinematografi, Tata Musik Terbaik II FFI 1974 (Rio Anakku) |
Piala Citra, Tata Musik Terbaik FFI 1975 (Senyum Di Pagi Bulan Desember) |
Piala Akademi Sinematografi, Tata Musik Terbaik II FFI 1976 (Cinta) |
Piala Citra, Tata Musik Terbaik FFI 1977 (Sesuatu Yang Indah) |
Piala Akademi Sinematografi, Tata Musik Terbaik II FFI 1979 (Pengemis dan Tukang Becak) |
Penghargaan Khusus Piala MMPI, FFI 1981 (Para Perintis Kemerdekaan) |
Piala Citra, Tata Musik Terbaik FFI 1984 (Budak Nafsu/Fatima) |
Piala Citra, Tata Musik Terbaik FFI 1985 (Doea Tanda Mata) |
Piala Citra, Tata Musik Terbaik FFI 1986 (Ibunda) |
Piala Citra, Tata Musik Terbaik FFI 1988 (Tjoet Nja' Dhien) |
Piala Citra, Tata Musik Terbaik FFI 1989 (Noesa Penida) |
Piala Citra, Tata Musik Terbaik FFI 1992 (Kuberikan Segalanya) |
Nominasi Piala Citra FFI 1979, Tata Musik (Pengemis dan Tukang Becak) |
Nominasi Piala Citra FFI 1980, Tata Musik (Anna Maria) |
Nominasi Piala Citra FFI 1982, Tata Musik (Sekuntum Mawar Putih) |
Nominasi Piala Citra FFI 1986, Tata Musik (Arie Hanggara) |
Nominasi Piala Citra FFI 1987, Tata Musik (Penyesalan Seumur Hidup) |
Nominasi Piala Citra FFI 1989, Tata Musik (Pacar Ketinggalan Kereta) |
Nominasi Piala Citra FFI 1991, Tata Musik (Potret) |
Nominasi Piala Citra FFI 1991, Tata Musik (Soerabaia 45) |
sumber: blog rolfilm
Kecintaannya terhadap dunia musik, juga beberapa kali diungkapkannya semasa hidup. "Membuat musik film dan musik kaset itu berbeda. Dalam musik film dibutuhkan totalitas dan pengorbanan untuk menyatukan visi dengan filmnya, bukan kehendak pribadi tapi kehendak gambar. Saya merasa di musik film lebih hidup"
Idris Sardi merasa bangga karena dipilih oleh semua sutradara film ternama di Tanah Air untuk menjadi ilustrator musik.
"Setiap sutradara berbeda dan saya beruntung semua saya dapat, dari Usmar (Ismail) sampai Wim (Umboh), saya dapat semua. Oleh sebab itu, saya kaya dalam imajinasi," tuturnya.
Beberapa film yang ilustrasi musiknya ditangani oleh almarhum yakni Cinta Pertama (Teguh Karya, 1973), Senyum di Pagi Bulan Desember (Wim Umboh, 1974), Sesuatu Yang Indah (Wim Umboh, 1976), Pengemis dan Tukang Becak (Wim Umboh, 1978), Budak dan Nafsu/Fatima (Sjuman Djaya, 1983), Doea Tanda Mata (Teguh Karya, 1984).
Kemudian, Ibunda (Teguh Karya, 1986), Tjoet Nja' Dhien (Eros Djarot, 1986), Pacar Ketinggalan Kereta (Teguh Karya, 1988), Noesa Penida (Galeb Husein, 1988), Arief Hanggara (Frank Rorempandey, 1985), Ranjang Pengantin (Teguh Karya, 1974), Nyi Ageng Ratu Pemikat (Sisworo Gautama Putra, 1983), Nyi Ageng Ratu Pemikat (Suzanna, 1983).