Bisnis.com,JAKARTA – Mengumbar kemesraan, terutama di media sosial, ternyata bisa diidentifikasi sebagai kebahagiaan atau keromantisan palsu.
Psikolog seksual Zoya Amirin mengatakan keromantisan artifisial tersebut juga bisa dinilai sebagai sikap dan upaya pasangan atau seseorang bahwa hubungan pribadi dengan suami, istri, atau pacar baik–baik saja di mata orang lain. Padahal, kemungkinan keadaan ‘baik-baik saja’ di media sosial tersebut berkebalikan dengan keadaan yang sesungguhnya.
“Saya merasa miris, banyak yang bekonsultasi dan merasa kesal ketika pasangannya tidak membalas di media sosial, padahal ‘kan bisa bertemu langsung,” ujarnya, Senin (12/5/2014)
Zoya mengatakan kemungkinan komunikasi antara pasangan saat ini didominasi oleh kuantitas saja, bukan kualitas karena lebih senang menggunakan gadget sebagai pengganti perasaan yang sesungguhnya. Dia menambahkan, kemesraan di dunia nyata tentu saja berbeda dengan yang ada di dunia maya.
Oleh sebab itu, pasangan sebaiknya menyadari apakah mereka telah mulai kecanduan dengan pujian maupun kata-kata mesra lewat media sosial.
Sebelum mengarah ke kecanduan terhadap pujian-pujian dan kata-kata mesra di media sosial, Zoya menyarankan agar pasangan memiliki komitmen bersama terhadap sikap mereka dalam menggunakan gadget dan media sosial. Komitmen tersebut membantu pasangan dalam menyelamatkan hubungan seksual pasangan suami istri.
Komitmen yang kuat dapat membendung kecanduan menggunakan gadget dan mengumbar kemesraan di media sosial. Untuk pasangan yang berjarak dekat maupun jauh, ujar Zoya, kualitas pertemuan dan kebersamaan merupakan investasi yang penting.