Bisnis.com, JAKARTA – Lima komponis muda Indonesia yakni Ammir Gita Pradana, Dony Koeswinarno, Migi Puspita Parahita, Nicolaus Edwin dan Robert Basuki Mulyarahardja sukses menutup Pekan Komponis Indonesia 2014 di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Minggu (26/10) malam.
Pada konser musik itu, kelima komponis muda tersebut membawakan komposisi lagu yang merupakan interpretasi mereka terhadap puisi Kangen karya W.S. Rendra.
“Menurut kami ini terobosan penting karena memanfaatkan karya puisi untuk proses penciptaan karya musik,” ujar Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Fikar Weda dalam sambutannya.
Menurutnya, para kreator musik hendaknya lebih sering memanfaatkan puisi sebanyak-banyak dalam proses pembuatan lirik lagu mereka. Hal ini karena puisi dinilai memiliki kedalaman makna dan memiliki diksi yang sangat terpilih sehingga akan meningkatkan kualitas lirik lagu di industri musik tanah air.
Pada penampilannya, para komponis muda menampilkan sajian komposisi musik yang berbeda-beda, sesuai dengan latar belakang musik mereka dan interpretasi mereka terhadap puisi Kangen.
Ammir Gita Pradana menampilkan sajian musik techno dengan media elektronik seperti komputer dan alat kontrol. Dia juga menampilkan visual slideshow gambar-gambar pemandangan yang menurutnya biasa membangkitkan rasa rindu; gambar salju, lampu kota, musim gugur, dan hujan. Ammir tetap menghadirkan lirik puisi dalam nyanyiannya.
Robert Basuki menampilkan komposisi yang lebih manis dengan gitar dan piano. Komposisinya ini tidak menggunakan vokal, tetapi murni memainkan instrument musik. Dia menginterpretasi puisi Kangen dengan nuansa yang agak jazzy.
Komposisi yang lebih rumit dan kusut dihadirkan oleh Migi Puspita. Komponis perempuan ini menjadi konduktor dalam formasi yang terdiri dari vokal, flute, oboe, klarinet, dua biola, cello dan kontra bass. Nada-nada yang dibuat oleh Migi terkesan unik, rumit dan tidak biasa.
Penampil keempat, Nicolaus Edwin mulai memasukkan nada-nada keroncong dalam komposisi musik jazznya.Komponis muda lulusan Sjuman School of Music ini tampil dalam formasi vokal, baritone saxophone, tenor saxophone, alto saxophone, flute dan kontra bass.
Dalam komposisi musiknya, Edwin juga melakukan numeral composing, yakni membuat komposisi musik berdasarkan seri angka tertentu. Dalam hal ini, dia memilih tangal lahir W.S. Rendra 07-11-1935 untuk disulap sebagai pola komposisi musiknya menjadi 7-11-35.
Donny Koeswinarno yang tampil terakhir adalah satu-satunya komponis muda malam itu yang setia dengan pola musik langgam keroncong. Formasi yang digunakannya juga adalah formasi yang lazim digunakan dalam grup keroncong, terdiri dari vokal, biola, flute, cello, cuk dan cak.
Pagelaran musik Keroncong Gala Concert tersebut merupakan perhelatan terakhir setelah acara yang mengambil tema Kerocong: Riwayatmu, Kini.. tersebut digelar selama seminggu sejak 21 Oktober lalu.