Bisnis.com, JAKARTA – Grup teater wayang orang Sriwedari Solo siap pentaskan lakon terbaru mereka berjudul Petruk Dadi Guru di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 29 November mendatang. Lakon berdurasi 60 menit tersebut disutradarai oleh seniman Agus Prasetyo dan digelar dalam rangka memperingati hari jadi TIM ke-46.
“Tantangan kami berat, bagaimana bisa mengukuhkan diri sebagai sebuah maestro. Harapan saya wayang orang tidak berhenti dilihat hanya sebagai hiburan, tetapi juga pencerahan hidup,” ujar Agus Prasetyo pada konferensi pers yang digelar di Galeri Cipta III TIM, Kamis (13/11).
Dia juga menambahkan lakon karyanya ini merupakan cerminan dari kegelisahan atas kondisi bangsa dan fenomen sosial yang terjadi di sekelilingnya. Menurutnya, lakon inisarat dengan nilai-nilai sosial politik, feminisme dan kesetaraan.
Petruk Dadi Guru bercerita tentang Batara Guru yang menghilang dari kahyangan. Kepergiannya itu membuat panik para dewa. Ternyata diam-diam Batara Guru turun ke bumi dan menyamar menjadi manusia bernama Tali Roso.
Tak disangka, ketika Batara Guru melepaskan baju kedewaannya di hutan, baju tersebut ditemukan oleh Petruk, Gareng dan Semar. Penasaran dengan beju tersebut, Petruk pun iseng memakainya.
Tiba-tiba para dewa dari kahyangan muncul dan mengira Petruk adalah Batara Guru yang menghilang. Petruk pun kemudian didaulat menjadi pemimpin dan melaksanakan semua tugas Batara Guru di kahyangan..
Inti cerita lakon ini adalah kekacauan yang ditimbulkan ketika Petruk menjadi pemimpin. Dia digambarkan silau dengan kekuasaan dan menghambur-hamburkan kekayaan negeri kahyangan. Meski begitu, di akhir cerita dia digambarkan sadar dengan kesalahannya.
“Tugas saya adalah bagaimana yang bagus-bagus (dalam wayang orang) kita bikin jembatan untuk teman-teman muda biar lebih dimengerti,” ujar penata artistik Nanang Hape. Dia berusaha untuk mengerti kesulitan yang lazim dialami generasi muda setiap menonton wayang orang.