Fashion

Gawat, Penggemar Batu Akik Mulai Tak Waras

Newswire
Senin, 20 April 2015 - 09:48
Bagikan

Ekonomi Kreatif

Kegandrungan masyarakat pada batu akik bisa dipandang dari sudut positif sebagai upaya peningkatan transaksi produk ekonomi kreatif. Batu akik merupakan upaya pemberian nilai tambah pada batu yang semula hanya berupa bongkahan cadas di kali atau perut bumi, yang diolah lewat tangan perajin kreatif terampil menjadi mata cincin atau leontin yang mengandung estetika kelas wahid.

Ada yang harganya cuma lima puluh ribu per buah hingga jutaan rupiah untuk yang eksotis dan langka. Jenisnya pun bermacam-macam seperti safir, mirah delima, kecubung, dan kalimaya.

Ada penyuka akik yang hanya memiliki satu, tapi mahal dan dipakai di jari manis sehingga tampak anggun menawan bagi pemakainya. Ada juga yang mempunyai lebih dari lima, dan semuanya berukuran besar segede biji nangka dengan harga relatif murah, digunakan di setiap jari tangannya. Pemakai yang demikian ini pasti mengingatkan orang pada pelawak Tessy yang menjadi anggota grup lawak Srimulat.

Di sepanjang toko yang berderet di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, misalnya, berderet mobil bak menjual bongkahan bahan mentah batu akik. Penjualnya datang dari berbagai kota.

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro