Bisnis.com, JAKARTA - Dalam setiap kisah tentang para dewi dari kahyangan yang dituturkan dari generasi ke generasi, pencitraan ragawi seorang perempuan selalu diejawantahkan ke dalam kejelitaan yang memancarkan aura kelembutan dan kharisma yang kuat.
Begitu pula, setiap perempuan tentunya menginginkan penampilan secantik jelmaan mahadewi pada hari pernikahannya. Apalagi, sebagian besar kaum hawa mendambakan hari besarnya itu sebagai momentum teristimewa sekali seumur hidup.
Memahami kebutuhan tersebut, para perancang busana pengantin terus berlomba-lomba menuangkan ide kreatif mereka untuk menjawab permintaan pasar akan produk wedding dress yang makin variatif, tak terkecuali untuk segmen gaun pengantin muslimah.
Selama ini, busana mempelai perempuan masih didominasi oleh rancangan-rancangan dengan aplikasi bahan tipis hingga tembus pandang atau ketat yang memperlihatkan lekuk tubuh. Di sisi lain, eksplorasi gaya untuk sandang pengantin muslimah belum begitu inovatif.
Melihat celah pasar yang belum tergarap maksimal itu, desainer Dida Mischavaro membuat gebrakan dengan meluncurkan koleksi kebaya dan gaun pengantin muslimah bertemakan Serenity of Goddess.
Terdapat 21 karya menawan dalam koleksi tersebut, yang terdiri dari 12 gaun pengantin muslimah dan 9 kebaya muslimah. Seluruhnya merefleksikan ciri khas buah tangan Dida, yaitu royal kebaya dengan nuansa glamor dan elegan.
Lulusan Arsitektur Universitas Indonesia yang terjun ke dunia fesyen pada 2011 itu mengaku terinspirasi oleh citra seorang dewi yang tidak hanya cantik, tetapi juga anggun, elegan, dan bersinar. Dia menginginkan pengantin muslimah dapat merefleksikan figur idaman tersebut.
“Selama empat tahun saya berkecimpung di dunia bridal fashion, permintaan akan busana pengantin untuk perempuan berhijab semakin meningkat. Apalagi, pengguna hijab di Indonesia juga semakin tinggi,” jelas perancang 34 tahun itu tentang latar belakang karya terbarunya.
Serenity of Goddess yang diluncurkan rumah mode Didadeux itu sangat menonjolkan kesan glamor, dengan detail penuh taburan kristal di hampir setiap karya. Dida menegaskan hal itu adalah sebuah ciri khas yang membuat rancangan terbarunya sangat ‘princess look’.
“Gaun-gaun pengantin muslimah ini saya desain dengan karakter princess look, seperti potongan bell gown atau model dengan buntut panjang. Dari segi warna, saya banyak bermain dengan warna nude atau pastel,” tuturnya.
Bahan yang digunakan oleh perancang yang mengaku memiliki bakat otodidak itu didominasi oleh brokat Prancis, tulle, dan sutera, dengan detail kristal swarovsky dan mutiara. Di tangannya, semua itu diramu menjadi karya busana dengan nilai seni tinggi.
Didasari latar belakangnya sebagai lulusan arsitektur, Dida mengaku lebih menyukai desain-desain yang rumit dan terinspirasi oleh keglamoran bangunan klasik Eropa dan gaun-gaun para puteri raja di era Victoria, bahkan untuk busana syariah sekalipun.
Khusus untuk koleksi busana pengantin muslimah perdananya, Dida membutuhkan waktu pengerjaan antara dua sampai enam bulan. Sebab, pengerjaan gaun, kebaya, dan penutup kepalanya sarat akan detail yang rumit dan akurasi tinggi.
Hijab yang menjadi padanan gaun-gaun Serenity of Goddess juga dijelujur menggunakan bahan brokat lace, taffeta, yang dipermanis dengan tambatan payet dan susunan kemilau kristal swarovsky.
Koleksi elegan tersebut tidak hanya ditargetkan untuk klien-klien jetset Didadeux, yang mayoritas berasal dari kalangan pejabat dan selebritis saja. Harga yang dibanderol mulai dari Rp20 juta untuk pesanan pribadi, sedangkan untuk sewa dipatok Rp10 juta.
“Melalui koleksi ini, saya berharap dapat memberikan inspirasi untuk memajukan industri fesyen pengantin di Indonesia dan meningkatkan serta mengharumkan nama Indonesia sebagai kiblat industri fesyen muslimah dunia.”
Jika Anda tengah merencanakan pernikahan dengan mengenakan tema sandang muslimah, karya-karya spektakuler rumah mode Didadeux ini bisa menjadi inspirasi untuk dikenakan pada hari istimewa Anda. Bagaimana, Anda tertarik?