Bisnis.com. JAKARTA -- Kurangnya pemahaman masyarakat Indonesia akan gejala dan risiko kanker payudara menyebabkan kebanyakan pasien memeriksakan diri saat sudah memasuki stadium lanjut.
Bahkan pembicaraan seputar kanker payudara masih dianggap tabu dan dihindari oleh sebagian masyarakat Indonesia. Akibatnya, kanker payudara menjadi momok menakutkan yang mengintai.
Untuk melawan tabu dalam upaya edukasi mengenai kanker payudara di Indonesia, PT Roche Indonesia mengadakan forum diskusi lintas sektor bertajuk Kanker Payudara Bukan Tabu, Semua Berhak Tahu akhir pekan lalu.
Berdasarkan rekam medis Rumah Sakit Kanker Dharmais, hampir 85% pasien kanker payudara datang ke rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut.
Sementara Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia Linda Gumelar menyebut estimasi 70% pasien datang berkonsultasi ke dokter pada stadium lanjut. Meski belum dapat digeneralisasi secara nasional, angka-angka ini memberi gambaran mengenai tingginya insiden kanker payudara pada stadium lanjut di Indonesia. Rendahnya pemahaman masyarakat akan kanker payudara yang dipicu oleh anggapan tabu masyarakat terhadap edukasi kanker payudara adalah salah satu penyebabnya.
Padahal, deteksi dini adalah kunci penanganan kanker payudara agar peluang keberhasilan terapi dan kemungkinan bertahan hidup dapat meningkat. Sekitar 93-100% pasien kanker payudara yang terdeteksi pada stadium I dan II dan mendapat terapi tepat sesuai standar medis dapat bertahan hidup setidaknya selama lima tahun.