Menu Vegetarian. /Bisnis.com
Health

Tak Bikin Sehat, Vegetarian Bisa Mengubah Dunia

Rezza Aji Pratama
Minggu, 3 April 2016 - 00:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Vegetarian merupakan sebutan bagi mereka yang hanya makan tumbuh-tumbuhan dan tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari makhluk hidup seperti daging dan unggas.

Namun, ada beberapa vegetarian yang mengkonsumsi produk olahan hewan seperti telur, susu, dan keju. Menjadi vegetarian sudah menjadi gaya hidup banyak orang, mengingat semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh The Vegetarian Resource Group dan Harris Poll pada 2015, menunjukkan sekitar 80 juta orang dewasa di Amerika Serikat merupakan vegetarian.

Angka itu terbilang fantastis karena mencakup sekitar 1/3 dari total populasi orang dewasa di AS. Survey yang melibatkan 2.017 orang dewasa berusia di atas 18 tahun tersebut juga memberi gambaran, sekitar 36% dari total populasi di AS mengonsumsi makanan vegetarian setidaknya sekali dalam sepekan.

“Ini cukup memberikan pengaruh besar terhadap industri makanan dan restoran,” tulis Harris Poll dalam survei tersebut, seperti dikutip dari Reuters.

Mengapa orang mulai tertarik menjalani pola makan vegetarian? Istilah vegetarian sendiri mulai dipopulerkan oleh Joseph Brotherton di Kent Inggris pada 1847. Awalnya vegetarian lebih bersifat ajaran agama dan kepercayaan ketimbang gaya hidup.

Namun, semakin banyak orang yang merasakan manfaatnya sehingga semakin banyak pula yang akhirnya memilih pola makan tersebut. Menjadi vegetarian memang tidak mudah. Godaan berbagai makanan lezat berbahan dasar daging jelas menjadi tantangan tersendiri.

Namun, beberapa hasil penelitian terbaru menunjukkan manfaat besar dari pola makan tersebut. Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America memberikan gambaran tersebut.

Tidak hanya bermanfaat bagi individu, pola makan vegetarian juga dipercaya bisa mengubah dunia, mulai dari mengurangi angka kematian jutaan orang per tahun pada 2050, mengurangi efek pemanasan global, hingga menghemat anggaran kesehatan dan kerusakan iklim miliaran dolar setiap tahunnya. Terdengar hebat?

Marco Springmann, penulis studi tersebut dari Oxford Martin Program on the Future of Food mengatakan ancaman kesehatan dunia saat ini berasal dari diet tidak seimbang. Sementara itu, sistem pangan global bertanggung jawab terhadap seperempat dari emisi gas rumah kaca. “Apa yang kita makan sangat mempengaruhi kesehatan pribadi kita dan lingkungan global,” katanya.

ANGKA KEMATIAN

Jika manusia beralih ke pola makan vegetarian, angka kematian akibat konsumsi terlalu banyak kalori akan berkurang 7,3 juta jiwa pada 2050. Selain itu, perubahan tersebut juga bisa memangkas emisi karbon hingga 63%.

Adapun secara ekonomi, vegetarian akan menghemat pengeluaran untuk biaya kesehatan hingga US$1 triliun per tahun dan US$570 miliar untuk biaya kerusakan iklim. Guna mencapai angka tersebut memang tidak mudah. Masyarakat dunia setidaknya wajib mengurangi 56% konsumsi daging merah dan memangkas asupan kalori hingga 15%.

Selain itu, konsumsi buah dan sayuran di dunia juga harus ditingkatkan hingga 25%. Manfaat perubahan pola makan tersebut akan terasa berbeda di berbagai belahan dunia. Springmann mengatakan ¾ manfaatnya akan dirasakan oleh penduduk di negara berkembang.

Bagi penduduk di Asia Timur, Barat, dan Amerika Latin, pengurangan konsumsi daging merah akan berdampak sangat besar. Adapun, bagi masyarakat di Asia Selatan dan sub-Sahara Afrika manfaat terbesar akan didapatkan jika berhasil meningkatkan konsumsi sayur dan buah.

Terkait daging merah, dunia kesehatan saat ini kompak memberikan peringatan terhadap konsumsi yang berlebihan. Masalah utama yang muncul biasanya adalah obesitas yang akan memicu munculnya berbagai jenis penyakit.

Paulus W. Halim, Praktisi Radiestesi Medik dan Pengobatan Intgratif Kanker, menuturkan daging merah sangat berbahaya bagi penderita kanker. Daging merah banyak mengandung hormon kortisol dan adrenalin dan bisa membuat tubuh menjadi asam.

Padahal, sel kanker menyukai lingkungan tubuh yang asam karena bisa menurunkan tingkat kekebalan. Itu sebabnya, penderita kanker disarankan untuk banyak mengonsumsi makanan yang kaya serat dan antioksidan seperti sayur dan buah.

Segala jenis sayur dan buah memang disarankan untuk pasien kanker. Namun, jengkol dan petai sebaiknya dihindari karena tidak bagus untuk kesehatan ginjal. ()

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (3/4/2016)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro