Bisnis.com, JAKARTA - UCWeb, perusahaan pembuat mobile browser atau sering disebut UC Browser melakukan survei tentang kebiasaan belanja secara online di Indonesia pada Maret lalu. Survei tersebut dilakukan dengan jumlah partisipan sebanyak 2.829 pengguna internet mobile.
General Manager Global Markets Alibaba Mobile Business Group, Kenny Ye mengatakan survei menunjukkan ada lima hal yang mendorong para pengguna untuk melakukan pembelian secara online.
Yang pertama, fitur perbandingan harga antar-platform belanja online. Kedua, proses pembayaran yang aman. Ketiga, info terbaru tentang diskon di seluruh situs belanja online. Keempat, info terbaru tentang produk-produk baru di seluruh situs belanja online. Kelima, adanya akses sekali jalan ke seluruh platform belanja online.
Beberapa temuan lainnya dalam survei tersebut, berdasarkan keterangan pers yang diterima Bisnis.com, pada Kamis (28/4/2016) termasuk 72,2% dari orang yang berbelanja secara online biasanya menghabiskan paling tidak 1 jam untuk berbelanja, dan 87,4% dari mereka berbelanja melalui perangkat mobile.
“Alasan paling populer berbelanja secara online adalah kenyamanan berbelanja di manapun dan kapanpun, dan yang kedua adalah promo-promo penjualan (contohnya, promo musiman atau hari libur/besar), serta diikuti karena kebutuhan tak berkala, seperti misalnya, membeli hadiah dalam waktu singkat untuk teman yang berjarak jauh,” jelasnya.
Kebanyakan orang yang berbelanja secara online, katanya, biasanya berbelanja antara pukul 6 sore hingga 10 malam. Situs-situs toko belanja online konvensional masih tetap menjadi pilihan utama bagi orang-orang yang berbelanja secara online, sedangkan pilihan paling tidak populer adalah melalui forum online dan situs-situs iklan.
“Dan alasan utama yang menurunkan motivasi orang yang berbelanja secara online untuk mengunduh aplikasi belanja adalah mereka bisa berbelanja secara online melalui browser (49%),” ucapnya.
Dua alasan lainnya adalah karena mereka sudah banyak memiliki aplikasi (37,3%) dan khawatir aplikasi belanja tersebut menghabiskan kapasitas penyimpanan perangkat mobile mereka (26%).
