Bisnis.com, JAKARTA—Minum susu, makan makanan bergizi dan aktif berolahraga agar tubuh tetap proporsional serta membentuk body image yang positif juga rasa percaya diri yang baik.
Psikolog Remaja dan Keluarga Sutji Sosrowardojo mengungkapkan penampilan fisik seperti berat tubuh, penampilan kulit, dan tinggi badan, menjadi faktor penting bagi pra-remaja agar diterima oleh lingkungannya. Usia 10-12 tahun itu mulai bersiap diri berinteraksi lingkungan sekitarnya di usia ini berlangsung lebih intens.
“Anak-anak di usia pra-remaja mulai bergaul dengan teman sekolah dan orang-orang lain di luar lingkungan keluarga dan cara pandangnya terhadap masyarakat dan kehidupan bersama dalam masyarakat mulai dipengaruhi oleh citra dan rasa percaya diri,” bebernya dalam siaran pers, Rabu (22/6/2016).
Untuk itu, lanjutnya, persepsi seseorang terhadap tubuhnya, apa yang dirasakan tentang bentuk dan ukuran tubuhnya dan bagaimana membawakan dirinya dapat disebut body image. Istilah ini terbentuk dari kenangan seseorang, pandangan dan asumsi masyarakat, serta sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang lain - keluarga, peer group dan media - menilai dirinya. Penampilan fisik dan persepsi anak usia pra-remaja terhadap bentuk tubuh mereka juga banyak dipengaruhi oleh bagaimana orang tua menilai dirinya dari bentuk tubuhnya.
“Orang tua adalah role model. Anak-anak akan meyakini apa yang dipercayai orangtuanya. Orang tua yang kerap menilai dirinya dan orang lain dari bentuk dan ukuran tubuhnya, akan membentuk persepsi anak-anak tentang body image yang keliru,” papar Sutji.
Dokter Spesialis Anak, Pediatri Sosial Bernie Endyarni Medise menerangkan isu body image pada anak usia pra-remaja berkaitan erat dengan perubahan fisik dari periode anak ke remaja. Periode anak ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan, dan periode remaja ditandai dengan ciri khas pertumbuhan organ seks sekunder dan organ reproduksi. Peralihan dari anak ke remaja ini dikenal dengan masa pubertas dan setiap individu mengalami sekuen pubertas yang sama.
“Meskipun sekuannya sama, perubahan bentuk tubuh dan kematangan seksual tidak selalu sejalan dengan perkembangan kematangan kejiwaan atau psikososial anak. Hal inilah yang sering kali menjadi pemicu masalah pada anak yang beranjak remaja,” ucapnya.
Dia memaparkan keberadaan orang tua dalam mendampingi anak-anak di masa pubertas mereka sangatlah penting. Orang tua dapat membantu anak memahami perubahan fisik yang terjadi pada dirinya dan mengikis body image yang negatif dengan menekankan pentingnya tubuh yang proporsional. Asupan gizi yang seimbang dengan membiasakan anak memilih makanan yang sehat dan bergizi serta minum susu membantu menyiapkan energi yang dibutuhkan anak untuk belajar dan beraktifitas.
“Kepedulian orang tua menekankan gaya hidup yang aktif dan sehat pada anak termasuk cukup istirahat, berperan besar dalam membentuk generasi penerus bangsa yang sehat, kuat, dan berkualitas,” tegasnya.
Frisian Flag Indonesia melalui kampanye Drink.Move.BeStrong. yang diprakarsai oleh FrieslandCampina mempromosikan gaya hidup aktif, mengajak anak-anak untuk minum susu dan makan makanan bergizi serta aktif berolahraga. Berkembangnya isu body image dikalangan anak usia pra-remaja mendorong Frisian Flag Indonesia untuk terus mensosialisasi dan meningkatkan keyakinan akan pentingnya menerapkan gaya hidup sehat dan aktif pada anak-anak.
Sebuah penelitian yang dilakukan SEANUTS dalam Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition disebutkan pengukuran asosiasi antara asupan makanan bergizi, minum susu dan faktor sosial ekonomi pada anak usia 6 bulan sampai 12 tahun menunjukan 71% dari anak-anak tidak minum susu. Di samping itu, jika anak-anak dikategorikan berdasarkan kelompok umur, terlihat presentasi yang tidak minum susu semakin tinggi seiring peningkatan usia.
Head of Corporate Affairs PT Frisian Flag Indonesia Andrew F. Saputro menyebutkan pertumbuhan anak-anak tidak akan optimal jika tubuhnya tidak menerima asupan gizi yang cukup. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dan usaha yang serius demi mendapatkan masa depan yang lebih sehat. Sebuah penelitian yang dilakukan SEANUTS menujukkan bahwa anak-anak yang rutin meminum susu dan aktif berolahraga memiliki berat badan yang normal.
“Susu mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan orang-orang tersayang, sebuah warisan yang baik untuk anak-anak, untuk membantu mengeluarkan potensi terbaik dari tubuh dan pikiran mereka,” tutupnya.