Kabar24.com, JAKARTA - Bayi yang tidak mendapatkan asupan ASI dalam satu jam pertama setelah dilahirkan lebih rentan terhadap penyakit dan kematian.
Lembaga PBB yang bertanggung jawab atas anak-anak menyebutkan memberi ASI kepada bayi baru lahir dalam satu jam pertama hidupnya berarti mentransfer nutrisi penting dan antibodi.
Dalam pemberian ASI tersebut bayi juga mengalami kontak langsung dengan ibunya. Keseluruhan hal ini berfungsi untuk melindung sang bayi.
UNICEF menyebutkan menunda pemberian ASI selama dua hingga 23 jam setelah lahir meningkatkan risiko kematian bayi pada bulan pertama hidupnya hingga 40%. Sementara menunda pemberian ASI hingga 24 jam atau lebih meningkatkan risiko kematian hingga 80%.
UNICEF yang mengkampanyekan pemberian ASI mengestimasi sekitar 77 juta bayi di seluruh dunia tidak mendapatkan ASI satu jam pertama setelah dilahirkan. UNICEF juga mengestimasi 130 juta bayi lahir setiap tahun.
“Air susu ibu adalah vaksin pertama bayi, perlindungan pertama dan terbaik untuk melawan penyakit,” ujar France Bégin, penasihat nutrisi senior UNICEF seperti dikutip dari Reuters, Jumat (29/7/2016).
Membiarkan bayi menunggu terlalu lama untuk melakukan kontak fisik pertama yang sangat penting dengan ibunya menurunkan kesempatannya untuk bertahan, membatasi suplai air susu dan mengurangi kesempatan mendapatkan ASI eksklusif.
Bayi yang sama sekali tidak mendapatkan ASI 14 kali lebih rentan dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.