Ipmi Trens Show 2017/Atiqa Hanum
Fashion

IPMI Gelar Trend Show 2017 yang ke-30

Atiqa Hanum
Rabu, 9 November 2016 - 14:27
Bagikan
Bisnis.com, JAKARTA—Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) kembali menyelenggarakan acara tahunan IPMI Trend Show 2017 yang merupakan ke-30 kalinya dengan konsisten memaparkan trend forecast tahun 2017. Acara ini digelar pada 8-11 November 2016 di The Hall, Senayan City, Jakarta.
 
Ketua IPMI Trend Show 2017 Tri Handoko mengatakan acara ini mengambil tema “Love” karena ingin menunjukkan kecintaan terhadap dunia fesyen yang tidak pernah berkurang dan tetap konsisten dalam 30 tahun perjalanan.
 
Tidak semua tren bisa bertahan lama dan terbukti dengan adanya lack of love, selama 30 tahun ada passion dari tiap desainer terhadap dunia mode yang menjadikan karya sebagai sebuah kualitas,” ujarnya dalam pembukaan IPMI Trend Show 2017, Selasa (8/11/2016).
 
Ketua Dewan Pengurus IPMI Sjamsidar Isa mengungkapkan ada dua pendatang baru Andreas Odang dan Stella Rissa yang bergabung sehingga wadah ini bisa digunakan semaksimal mungkin serta bekerjasama dengan anggota desainer lainnya untuk mengangkat industri mode Indonesia.
 
Konsep presentasinyaa ada 'White Cube” yakni ruangan minimalis untuk para desainer mempresentasikan koleksinya dan 'Mini Runway' untuk desainer yang ingin menunjukkan karyanya dalam format konvensional. Pengisinya ada Ghea Panggabean, Tuty Cholid, Barli Asmara, Widhi Budimulia, Cita Tenun Indonesia dan lain-lain,” katanya.
 
Seperti tahun sebelumnya, IPMI kembali menyelenggarakan parade 'Made in Indonesia' yakni sebuah gerakan yang diprakarsai oleh IPMI dengan dukungan Bekraf untuk menningkatkan kecintaan masyarakat terhadap produk dalam negeri. 'Made in Indonesia' akan menampilkan koleksi dari desainer seperti Rama Dauhan, Hunting Fields, Mel Ahyar First dan Danjyo Hiyoji.
 
Kepala Bekraf Indonesia Triawan Munaf mengharapkan kegiatan ini dapat membantu membesarkan dan memperkuat industri mode Indonesia karena pasar Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa.
 
Kita harus belajar dari Jepang dan Korea yang menguasai pasar dalam negerinya, setelah itu baru bersaing ke luar negeri. Persaingan sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk. Local now, global later,” tegasnya
Penulis : Atiqa Hanum
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro