Bisnis.com, JAKARTA - Pada 2015, Naif merilis ulang tiga album awal dalam karier bermusik mereka dalam piringan hitam yang diproduksi oleh Demajors. Ketiga album tersebut adalah Naif (1998), Jangan Terlalu Naif (2000), dan Titik Cerah (2002).
Nah, pada 2017, mereka berencana merilis album ke-7 yang juga dalam bentuk piringan hitam. Album yang telah dipersiapkan sejak lebih dari dua tahun itu, kini sudah memasuki tahap cover album.
Medium perekam suara dalam bentuk vinyl atau piringan hitam saat ini memang mulai kembali berjaya. Hal ini ditandai dengan sejumlah musisi dalam negeri yang tidak segan-segan merekam lagunya dalam cakram jenis plastik ini.
Bagi grup musik yang terdiri dari David Bayu Danangjaya (vokal), Fajar Endra Taruna (gitar), Franki Indrasmoro Sumbodo (drums), dan Mohammad Amil Hussein (bass), karya musik mereka memang lebih cocok dicetak dalam medium piringan hitam.
Karakter piringan hitam yang vintage seirama dengan nuansa musik mereka yang retro. Selain itu, album dalam bentuk piringan hitam juga menjadi bagian dari strategi memasarkan karya musik mereka, di tengah kondisi penjualan album fisik yang turun.
Bassis Naif, Mohammad Amil 'Emil' Hussein, menjelaskan materi album ke-7 ini hampir mirip seperti saat di album pertama Naif (1998). Aransemen ini cocok untuk dinikmati dan didengarkan dengan gaya sound seperti masa lampau. Nah, medium yang cocok untuk ini adalah piringan hitam.
Emil mengatakan alasan merilis album ke-7 ini dalam piringan hitam karena pengalaman penjualan pada tiga album yang telah dirilis ulang dalam bentuk piringan hitam pada 2015.
Disebutnya, penjualan album piringan hitam Naif saat itu terbilang sukses. Naif juga menjamin eklusifitas piringan hitam itu dengan cara membatasi produksi. "Kami ingin membuat karya kami lebih eksklusif, dengan tidak mengeluarkan ulang," imbuhnya.
Berbeda dengan rilis ulang tiga album sebelumnya, pada album ke-7 diproduksi oleh Electrified Records, label indie milik Naif.