Bisnis.com, JAKARTA – Menjaga berat badan atau menjaga kesehatan bisa dilakukan dengan diet. Di dunia ada beragam diet, mulai dari diet karbohidrat, diet vegan, food combining, diet atkins, hingga diet raw food atau makanan mentah.
Sebenarnya, agar hidup sehat, pola makan gizi seimbang tetap yang paling direkomendasikan. Terpenting adalah asupan makanan sesuai dengan kebutuhan, tidak kurang tidak lebih.
“Dari dokter gizi tetap menganjurkan pada gizi seimbang, tapi memang ada kondisi tertentu diet [ raw food] dianjurkan. Tapi kalau untuk orang sehat-sehat saja sebaiknya gizi seimbang,” kata dokter spesialis gizi Klinik Rumah Sakit St. Carolus Summeron Serpong Yustina Anie.
Di satu sisi, diet raw food juga memiliki dampak positif. Berdasarkan meta-analysis trial dan studi epidemiologi konsumsi sayuran atau raw food dapat menurunkan risiko terkena kanker dibandingkan mengkonsumsi sayuran matang. Kendati demikian menurut Yustina, hal tersebut bersifat individul lantaran jenis kanker bermacam-macam, tidak dapat digeneralisasi begitu saja.
Dia menyebut orang Indonesai lebih banyak memilih diet raw foood vegan. Dikhawatirkan, jika tidak mengkonsumsi nutrisi yang bersumber dari hewani, kebutuhan gizi seimbang tidak akan terpenuhi. Apalagi bagi seseorang yang dalam masa pertumbuhan seperti anak-anak, ibu hamil dan menyusui karena akan kekurangan vitamin B12 yang kemudian dapat menyebabkan anemia.
Yustina menuturkan, penerapan diet raw food tidak langsung begitu saja, semua membutuhkan proses. Oleh karena itu, seseorang yang inging melakukan diet makanan mentah tidak boleh asal ikutan teman. Apalagi kondisi satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
“Saya sering menemui pasien yang mengatakan diet karena ikut si A, obat ikut si A, tidak konsultasi dokter. Itu tidak bisa, kondisi orang berbeda-beda, jenis kelamin berbeda, komplikasinya pun berbeda,” paparnya.
Pelaku diet raw food sebelumnya harus teredukasi terkait dengan tata cara yang benar dalam mengkonsumsi makanan mentah. Pasalnya, risiko kontaminasi dari makanan mentah cukup tinggi. Oleh karena itu, pelaku raw food harus memastikan apakah makanan itu melewati rantai makanan yang tepat untuk di makan.
“Tapi kalau memang mau raw food benar, ya harus bisa mengurus semua seperti mencuci bersih [bahan makanan] agar bebas dari kuman,” ujarnya.
Untuk itu, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia tersebut menyarankan para pelaku diet raw food harus didampingi oleh dokter atau ahli gizi. Menerapkan diet raw food silahkan saja. Namun, tetap saja dari ilmu kesehatan, pola makan terbaik tetap pola makan dengan gizi seimbang.
“Healthy diet boleh saya, tapi sekali lagi yang ngikutin harus tahu diri, jangan cuma asal diet saja. Pelaku harus teredukasi,” tegasnya.