Bisnis.com, JAKARTA - Psikolog meyakini bahwa anak yang diadopsi mempunyai kecenderungan mengalami perilaku yang bermasalah setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya.
Namun menurut Psikolog Ihsan Gumilar, tidak sedikit juga anak atau orang dewasa yang tetap bisa tumbuh dan hidup dengan normal atau tidak mengalami permasalahan perilaku setelah tahu dia diadopsi.
Dia menuturkan, setiap manusia yang lahir memiliki kecenderungan merasakan attachment atau kelekatan dengan keluarga. Hal ini menjadi kebutuhan psikologis sejak lahir hingga meninggal dunia, hanya saja bentuknya berubah-ubah.
Kelekatan ketika masih bayi dan anak-anak biasanya kepada orang tua, khususnya ibu. Namun setelah remaja, kelekatan itu berubah dalam bentuk lain, seperti mencurahkan perasaan hati dan sebagainya. Setelah dewasa, mempunyai pasangan hidup dan bahkan anak sendiri, kelekatan tersebut juga akan berubah dan bisa beralih, misalnya lebih lekat dengan anak atau cucu.
Namun dari semua perubahan bentuk tersebut, kelekatan yang paling penting adalah kelekatan pada saat masih bayi dan anak-anak. Di mana pada fase tersebut, bayi dan anak-anak lebih membutuhkan kelekatan untuk merasa aman dan nyaman dari orang tuanya.
“Sayangnya, tidak semua manusia mendapatkan kelekatan yang sempurna dari orang tuanya, misalnya karena dibuang, diterlantarkan, diadopsi oleh orang lain dan sebagainya,” kata Psikolog Ihsan Gumilar.
Karena itu, setelah tahu bahwa orang tua yang selama ini bersamanya ternyata bukan orang tua kandungnya, akan menjadi suatu loncatan yang luar biasa bagi seorang anak. Terjadi phsycological adjusment atau perubahan kondisi psikologis.
Dalam kondisi ini biasanya anak yang tidak siap bisa mengalami stres, menjadi agresif dan sebagainya. Kondisi itu akan menjadi pergolakan batin yang luar biasa pada anak. Ketidak siapan ini juga dapat mengakibatkan anak menjadi antipati atau tidak suka dengan orang tua angkatnya.
Di sisi yang lain, dia juga akan sangat membenci orang tua kandungnya karena merasa menjadi anak yang tidak diinginkan, kecuali memang kedua orang tua kandungnya sudah meninggal. Dia pun berpotensi melampiaskan masalahnya kepada teman-teman atau bahkan pada tindakan-tindakan negatif lain seperti mengonsumsi narkoba.