Bisnis.com, JAKARTA -- Gangguan kesehatan mental bisa terjadi pada siapa saja, termasuk para selebriti ternama. Salah satunya adalah Mariah Carey, yang ternyata mengalami gangguan bipolar.
Kepada majalah People, penyanyi peraih empat piala Grammy Awards itu mengungkapkan dia pertama kali didiagnosa menderita bipolar disorder pada 2001. Ketika itu, Carey sempat dirawat di rumah sakit karena mengalami kelelahan mental dan fisik.
Seperti dikutip Bisnis, Kamis (12/4/2018), dia mengaku awalnya tidak ingin mempercayai kondisi tersebut. Namun, setelah beberapa tahun menghadapinya sendirian Carey pun mencari bantuan medis profesional.
Baca Juga Mendengarkan Musik Bisa Meredakan Stres |
---|
"Sampai belum lama ini saya hidup dalam penyangkalan dan isolasi dan terus-menerus ketakutan akan ada seseorang yang mengungkapkan hal ini. Ini menjadi beban yang sangat berat dan saya tidak bisa melakukannya lagi. Akhirnya saya mencari dan menerima perawatan, saya berkumpul dengan orang-orang yang positif dan kembali melakukan hal yang saya cintai, menulis lagu dan membuat musik," paparnya.
Sekarang, Carey rutin menjalani terapi dan mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi gangguan bipolar II. Menurut webmd.com, kondisinya mirip dengan gangguan bipolar I yakni terjadinya perubahan mood (suasana hati) terus menerus.
Namun, dalam gangguan bipolar II, suasana hati yang sedang baik tidak pernah mencapai kondisi mania seperti dalam gangguan bipolar I. Meski demikian, penderita akan mengalami kondisi yang disebut sebagai hipomania.
Hipomania adalah bentuk mania yang lebih terkendali, di mana suasana hati luar biasa baik dan energi yang dimiliki lebih besar dari biasanya. Bahayanya, kondisi ini bisa tiba-tiba berubah menjadi mania (perubahan mood tiba-tiba dari depresi menjadi penuh energi dan tidak terkendali) atau tiba-tiba menjadi depresi serius.
Baca Juga Depresi Picu Masalah Kesehatan Jantung |
---|
Perubahan tersebut tidak dapat diprediksi kapan dan di mana akan terjadi. Baik hipomania maupun mania dapat membuat penderitanya lebih sensitif, mengalami gangguan tidur, atau hiperaktif.
"Saya sekarang mengonsumsi obat yang tampaknya cukup bagus. Obat ini tidak membuat saya merasa terlalu lelah. Yang terpenting adalah bagaimana menjaga keseimbangan," lanjut Carey.
Penyanyi yang akan menggelar konser di Indonesia pada November 2018 itu menerangkan awalnya dia merasa mengalami gangguan tidur. Tetapi, ternyata Carey tidak mengalami insomnia biasa karena dia justru terus menerus bekerja dan bukan kesulitan tidur.
Dia merasa tidak nyaman, menjadi lebih sensitif dan selalu ketakutan mengecewakan orang. Kondisi tersebut ternyata menjadi bentuk mania yang dialaminya.
"Saya rasa masa-masa depresi saya ditunjukkan oleh rasa lesu yang luar biasa. Saya akan merasa kesepian dan sedih, bahkan merasa bersalah karena tidak melakukan apa yang harusnya dilakukan untuk karir saya," jelas pelantun lagu We Belong Together itu.
Dia pun memutuskan untuk mengungkapkan kondisinya karena sudah merasa lebih baik saat ini, meski masih terus berupaya mengatasi kondisinya.
"Saya sekarang berada di kondisi yang baik dan merasa nyaman mendiskusikan kondisi ini. Saya berharap stigma yang ditujukan ke penderita gangguan mental. Kondisi ini bisa sangat membuat diri Anda terisolasi. Kondisi ini tidak seharusnya mendefinisikan siapa Anda dan saya menolak diri saya didefisinikan oleh kondisi ini," tambah Carey.