Tak pernah terbayangkan di benak penyanyi Denada Tambunan bahwa putrinya yang masih sangat belia, Shakira Aurum, didiagnosis leukemia, salah satu penyakit kanker darah yang paling ganas.
Berbagai asumsi mulai bermunculan mengenai faktor penyebab leukemia yang diderita buah hati Denada dan Jerry Aurum. Mulai dari faktor genetik, jenis makanan yang dikonsumsi, paparan sinar radiasi, racun lingkungan, hingga kondisi rumah yang terlalu bersih dan steril dianggap menjadi pemicu timbulnya leukemia.
Ketika anak terlalu dijaga kebersihan dan kesterilannya sehingga tidak pernah terpapar benih penyakit atau kuman maka sistem daya tahan tubuhnya dianggap tidak berkembang.Tanpa daya tahan tubuh yang memadai, kerusakan pada sistem kekebalan tubuh dapat mengakibatkan malafungsi. Kondisi ini menyebabkan jumlah sel darah putih yang melawan virus lebih banyak dari yang diperlukan, sehingga menyebabkan leukemia.
Namun, hal tersebut dibantah oleh dokter yang juga konsultan hematologi dari Parkway Cancer Centre Colin Phipps Diong. Menurutnya, tidak ada hubungan langsung antara lingkungan yang terlalu bersih dengan leukemia.
Konsep pemikiran yang menyebutkan sel darah putih merusak diri sendiri karena tidak ada lawan dari luar merupakan mitos yang tidak bisa dipercaya. “Jadi tidak ada salahnya memastikan rumah Anda sangat bersih dan steril,” ujarnya.
Direktur Telkom Sigma Luncurkan Buku "Synergy Way of Disruption"
Mitos lain yang sering muncul di masyarakat adalah leukemia dianggap sebagai penyakit turun-temurun yang disebabkan oleh faktor genetik. Artinya, seseorang yang memiliki keluarga atau orang tua dengan penyakit leukemia kemungkinan besar juga akan mengidap kanker darah tersebut.
“Dengan pengecualian sejumlah kasus yang amat langka, kanker darah bukan penyakit warisan dan tidak akan diturunkan oleh pasien ke anak mereka,” tambahnya.
Kelainan atau mutasi kromosom yang terdeteksi pada pasien kanker darah terjadi secara spontan dan tidak diwariskan oleh orang tua. Berbeda dengan kanker tipe padat, kanker darah memiliki keterkaitan rendah dengan kebiasaan merokok.
Bahkan, tak banyak faktor risiko yang diketahui untuk kanker darah. Beberapa faktor risiko yang sudah terbukti dapat memicu kanker darah adalah paparan terhadap kemoterapi, radiasi, atau zat kimia tertentu yang digunakan di industri petrokimia seperti benzena dan turunannya, secara berlebihan antara lain pada pengawet makanan, pewarna (cat), dan insektisida.
Meski istilah leukemia banyak diperbincangkan di masyarakat ternyata masih banyak persepsi yang salah mengenai penyakit tersebut. Sebagian besar masyarakat mengidentikan leukemia dengan kanker darah padahal leukemia hanya salah satu tipe kanker darah bukan satu-satunya kanker darah itu sendiri.
Lim Zi Yi, konsultan senior hematologi Parkway Cancer Center (PCC) mengatakan kesalahpahaman tersebut muncul karena leukimia merupakan tipe yang paling banyak didengar oleh masyarakat. Selain leukimia, kanker darah juga mencakup limfoma dan myeloma.
Perawatan Paliatif Tumbuhkan Harapan Penderita Kanker
Kanker darah merupakan tipe kanker yang mengganggu produksi dan fungsi sel darah. Pada kebanyakan kasus, sel abnormal atau kanker, tumbuh tidak terkontrol sehingga mengganggu pembentukan sel sehat. “Akibatnya sel darah tidak bisa menjalankan fungsinya seperti mencegah infeksi atau perdarahan,” tuturnya.
Lim menjelaskan bahwa leukemia merupakan tipe kanker darah yang mengganggu fungsi sel darah putih akibat pertumbuhan sel darah putih abnormal yang terlalu cepat. Jenis leukemia bisa akut maupun kronis. Pada leukemia akut perkembangan penyakit begitu pesat dan cepat berbeda dengan leukemia kronis yang butuh waktu bertahun-tahun baru menimbulkan gejala.
Sementara itu, limfoma memengaruhi kerja kelenjar getah bening dan limfatik yang berfungsi mengurangi kelebihan cairan dalam tubuh memproduksi sel imunitas.
MENYERANG ANAK-ANAK
Adapun myeloma mempengaruhi sumsum tulang dan dapat tumbuh di berbagai bagian tubuh yang memiliki sumsum tulang seperti tulang panggul dan tulang belakang. “Karena dapat tumbuh di beberapa bagian pada saat bersamaan, myeloma sering disebut sebagai multiple myeloma,” tuturnya.
Menurutnya, leukemia lebih banyak menyerang anak-anak sedangkan untuk orang dewasa penyakit kanker darah yang umum terjadi adalah myeloma dan limfoma
Dalam banyak kasus, pasien terlambat mengetahui bahwa mereka memiliki kanker darah. Tak jarang, pasien justru mengetahuinya ketika telah melakukan pemeriksaan untuk penyakit lain. Salah satu penyebabnya adalah karena pemahaman yang rendah mengenai kanker darah dan gejalanya.
Sejumlah pasien menunjukkan gejala-gejala seperti demam berkepanjangan, keringat dingin di malam hari, kelelahan yang tak kunjung hilang, penurunan berat badan secara drastis yang tak direncanakan dan, pendarahan atau bintik-bintik merah di kulit, terkadang pembengkakan kelenjar getah bening.
Ketika terdapat gejala-gejala tersebut, tidak ada salahnya untuk segera melakukan pemeriksaan yang mencakup pengecekan jumlah sel darah untuk mengenali secara dini gangguan pada darah atau kanker darah.
”Jika hasil cek darah menunjukkan ketidaknormalan, dan Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis akurat sedini mungkin sangat penting untuk membantu proses penyembuhan.”
Pengobatan kanker darah dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu kemoterapi, radioterapi dengan menggunakan sinar X untuk menghancurkan sel kanker, serta transplantasi sel punca atau stem cell untuk mengganti sumsum tulang yang rusak dengan yang sehat.
Pada mitos yang banyak beredar di masyarakat, sel punca hanya bisa didonorkan oleh keluarga pasien. Padahal, menurut Lim, sel punca bisa didapatkan dari pendonor yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali.
Bahkan pasien bisa mendapatkan transplantasi sel punca hematopoietik (haemotopoietic stem cells/HSC) dari stok darah tali pusat yang tersimpan di bank darah tali pusat. “Transplantasi sel punca adalah sebuah terapi medis yang rumit dan mutakhir, serta telah menjadi opsi perawatan krusial,” ujar Lim.