Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) mempromosikan produk makanan kemasan rendang dan batik tanah liek di China dalam The 15th China-Asean Expo beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumbar Maswar Dedi menyebut pemda setempat memanfaatkan berbagai peluang untuk mempromosikan potensi daerah dan menggaet investasi.
“Kali ini kami promosikan produk kuliner rendang kemasan dan batik tanah liek khas Sumbar, supaya membuka potensi ekspor ke sana,” katanya, Minggu (16/9/2018).
Apalagi, Pemprov Sumbar tengah menyiapkan pabrik pengolahan rendang berkapasitas besar di Kabupaten Limahpuluh Kota yang diprioritaskan untuk kebutuhan ekspor rendang kemasan.
Menurutnya, sejumlah negara berminat menerima produk makanan olahan dari daging itu, terutama negara – negara dari kawasan Timur Tengah.
Selain mengenalkan rendang dan hasil tenunan berupa batik tanah liek, pemda setempat juga mengenalkan potensi pariwisata, perdagangan, dan energi terbarukan dalam Asean Business and Invesment Summit untuk menarik minat investor.
Sumbar, imbuhnya, masih memprioritaskan investasi di sektor pariwisata, industri pengolahan, perdagangan, dan pengembangan energi terbarukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah itu.
“Potensi investasi yang kami tawarkan terutama di bidang pariwisata, karena Sumbar memang tengah giat mengembangkan sektor pariwisata, potensi pengembangan energi terbarukan, hilirisasi industri, dan yang lain,” katanya.
Untuk pariwisata, investasi yang diharapkan adalah pengembangan sejumlah kawasan wisata, terutama kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata Mentawai dan Mandeh, di Kabupaten Pesisir Selatan.
Juga, pengembangan pariwisata di berbagai daerah di Sumbar dengan bentuk investasi pembangunan sarana penunjang pariwisata, wahana permainan, pembangunan hotel dan resort, serta investasi lainnya.
Pemprov Sumbar menargetkan total investasi yang masuk ke daerah itu tahun ini, baik penanaman modal asing (PMA) maupun PMDN mencapai Rp8,5 triliun, atau meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp6,5 triliun.