Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengantisipasi terjadinya penyebaran penyakit di tempat pengungsian korban gempa di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Kemenkes melalui Subcluster Kesehatan Lingkungan bersama sektor lain segera mengangkut sampah yang menumpuk di lokasi pengungsian.
Kegiatan itu dilakukan bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu.
Sebanyak 36 mobil sampah yang digunakan untuk mengangkut sampah.
Dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (23/10/2018), Kemenkes menerangkan bahwa sampah yang menumpuk di pengungsian harus segera diangkut.
Pengangkutan sampah perlu dilakukan mengingat banyaknya perindukkan lalat apabila tidak segera ditangani. Jika dibiarkan, dampaknya akan menjadi salah satu faktor risiko terjadinya peningkatan kasus diare.
Tindakan lainnya adalah dengan meletakkan tempat pembuangan sampah sementara dalam bentuk bak penampungan sampah. Selanjutnya, sampah diangkut oleh truk untuk dibawa ke tempat pembuangan sampah akhir.
Kemenkes juga menyampaikan bahwa sejak Jumat (19/10) mobil sampah sudah dioperasikan ke lokasi pengungsian di Petobo dan Balaroa.
Di dua lokasi ini populasi lalat sudah cukup padat terutama di sekitar dapur umum.
Kemudian, di pengungsian Kelurahan Duyu, penanganan sampah telah dilakukan dengan cara dibakar.
Selain itu, telah disediakan 6 toilet dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan akan ditambah 10 toilet.
Untuk mengatasi peluberan limbah toilet, Kemenkes meminta kepada lurah setempat untuk menambah lubang serapan yang cukup luas.
Demikian pula untuk rencana pemasangan toilet yang baru agar ditambah dengan lubang resapan yang cukup luas. Dengan begitu tidak terjadi peluberan dari septictank atau septictank buntu karena penuh.
Untuk pencegahan diare, tim Kesehatan Lingkungan berkoordinasi dengan tim Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes untuk mendapatkan data kasus diare.
Selanjutnya, apabila ditemukan kasus diare, langsung dilakukan intervensi berupa pengobatan dan intervensi dari segi lingkungan.