Maumere, Nusa Tenggara Timur: Kota Jazz dunia/Istimewa
Travel

Menjadikan Maumere Kota Jazz Dunia Seperti Montreux dan Rotterdam

John Andhi Oktaveri
Selasa, 30 Oktober 2018 - 12:51
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Maumere berportensi menjadi kota jazz internasional. Tantangannya, bagaimana pembangunan infrastruktur bisa mendukung Maumere menjadi destinasi wisata.

Pengaggas Maumere Jazz Fiesta Flores (MJFF) Melchias Markus Mekeng ‎mengatakan bukan tidak mungkin Maumere menjadi kota jazz dunia seperti Montreux dan Rotterdam di Eropa.

Politisi Golkar asal daerah pemilihan Provinsi Nusa Tengara Timur (NTT) itu mengaku terinsprirasi dari kedua kota tersebut karena sama-sama memiliki daya tarik wisata seperti Maumere. 

"Kalau mereka berhasil, kenapa kita tidak. Maumere punya alam yang indah, lingkungan yang bersih, budaya yang masih orisinil,” ujarnya, Selasa (30/10/2018).

Dia menyebutkan Montreux saja bisa dikenal di seluruh dunia, padahal kota kecil itu berada di pegunungan pinggiran Swiss. Maumere juga bisa seperti Montreux karena keindahan alamnya tidak kalah dengan Montreux dan Rotterdam, katanya.

Awalnya, Montreaux tidak dikenal banyak orang. Tapi kini, kota tersebut telah menjadi daya tarik dunia. Ribuan turis tiap tahun ke kota itu.

Apa daya tariknya? Berhasil menggelar Festival Jazz tiap tahun, ujar Ketua Komisi XI DPR penggemar musik jazz tersebut.

Konser MJFF digelar di Grass Track Wairita, Maumere, Minggu (28/10/2018) malam. Ini merupakan gelaran ketiga kalinya setelah dua tahun berturut-turut MJFF diselenggarakan. Puluhan ribu penonton tercatat menyaksikan konser tersebut.

‎Hanya saja, impian Ketua Fraksi Partai Golkar DPR untuk mengangkat perekonomian masyarakat di sektor pariwisata itu masih terkendala infrastruktr selain dukungan pemerintah setempat.

"Ini tidak bisa kerja sendiri. Semua pihak harus terlibat, mulai Pemerintah ‎Daerah (Pemda) Kabupaten Sikka, Pemda Provinsi hingga Pemerintah Pusat. Pihak swasta juga terlibat. Apa yang saya lakukan ini haya pemicu saja," ujar Mekeng.

Dalam pengamatannya, ‎masih banyak hal yang harus dilakukan agar kota Maumere berproses bisa seperti Montreux dan Rotterdam.

Persoalan utama adalah penerbangan yang masih sulit dan mahal. Hingga saat ini, belum ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Maumere. Semua masih transit di Bali maupun Kupang, ujarnya.

"Tiket juga masih sangat mahal. Pulang-pergi Jakarta-Maumere misalnya harus keluarkan uang empat sampai lima juta rupiah. Ini yang harus diatasi oleh segenap pihak terkait," tutur Mekeng yang merupakan putra asli kota Maumere ini.

Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah pembangunan infrastruktur jalan, hotel dan restoran. Wisatawan tidak akan datang ke Maumere jika jalan-jalan menuju tempat wisata rusak dan hotel tidak tersedia, ujarnya.

Dia menegaskan MJFF yang digagasnya hanya pendorong saja. Langkah selanjutnya, Pemda dan Pemerintah Pusat serta pihak swasta bisa bersinergi untuk membangun Maumere.

"Semakin banyak wisatawan masuk, pendapatan daerah akan meningkat. Kesejahteraan rakyat juga meningkat," tutur Mekeng.

Sedangkan Ketua Penyelenggara MJFF Januarius G Goleng mengemukakan sejumlah artis nasional hadir meramaikan konser tersebut. Di antaranya Glenn Fredly, Gilang Ramadhan, Reza Artamevia, dan Andien.

Kemudian ada kelompok unik yang merepresentasikan musisi dari Timur Indonesia yaitu Papua Orginal. Ada lagi para musisi yang aktif menggali kekuatan tradisonal yang tergabung dalam Komodo Project yaitu Ivan Nestorman, Adi Darmawan dan Krisna Prameswara.

"Ada sekitar 20.000 penonton yang hadir. Ini konser buat masyarakat Maumere dan pencinta musik Jazz," kata Januarius. 

Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro