Bisnis.com, JAKARTA - Penerjun payung ekstrem perempuan satu-satunya di Indonesia Naila Novaranti berniat menjajal lokasi terjun terekstrem di Taiwan.
Hal itu menyusul dirinya menengok lokasi ekstrem terjun payung di Taiwan. Sudah banyak negara-negara yang pernah di kunjungi oleh pelatih dan penerjun payung wanita dari Indonesia itu, terutama negara di eropa sampai timur tengah.
Medio Juli 2019 lalu, Naila sempat mengunjungi beberapa lokasi pariwisata yang eksotis indah namun ekstrem untuk ide alternatif pilihan lokasi penerjunan parasutnya.
Dalam melakukan kunjungannya selama empat hari Taiwan, selain jalan-jalan, menikmati kuliner khas taiwan, Naila mengunjungi beberapa lokasi pariwisata yang paling beken disana seperti Taipei Zoo, Yehliu Geopark, Menara 101 Taipei Taiwan sampai pariwisata lampion Pingxi Old Street di Distrik Pingxi.
Naila dan pada diaspora juga sempat menjajal wind tunnel skydive indoor di Taichung Taiwan. Tempat tersebut menyediakan bagu siapa saja yang ingin belajar terbang secara indoor bernama iFly.
Menurutnya, Taiwan memiliki lokasi - lokasi yang indah menakjubkan dan bisa sebagai alternatif lokasi untuk pendaratan terjun payungnya yang dianggap ekstrem.
"Kebetulan ke Taiwan aku di undang panitia kongres Diaspora Indonesia, yang memang aku menjadi salah satu orang Indonesia yang tinggal di Luar negri dan memiliki Prestasi dibidang aku sebagai perempuan penerjung payung ektrim satu - satunya di Indonesia," ujar Naila Novaranti seperti dikutip dari siaran persnya.
"Selain karena saya senang mencari spot - spot pendaratan yang ekstrem, saya juga suka tantangan. Dan ternyata di Taiwan itu ada beberapa lokasi yang layak dijadikan tempat terjun payung yang ekstrem apalagi dengan view yang indah banget, harus di coba sih tapi belum tahu kapan karena butuh persiapan dan ijin juga. Tidak bisa asal terjun kita ada kode etiknya lah. Pokoknya cari lokasi baru sekaligus menikmati keindahan Taiwan," beber Naila.
Ada tiga lokasi yang di kunjungi Naila yang merupakan lokasi - lokasi yang menurutnya punya tantangan tersendiri, seperti Yehliu Geopark adalah Taman Batu Karang plus pemandangan laut biru yang mempesona. Tempat wisata ini menyuguhkan pemandangan batu karang beraneka bentuk yang sangat menakjubkan yang berada di kawasan semenanjung dengan panjang 1.700 meter. Kemudian ada Menara 101 Taipei Taiwan, menara ini menjadi gedung tertinggi kedua di dunia yang memiliki 101 lantai dengan luas total 450.000 meter persegi.
Yang terakhir ada Pingxi Old Street. Pingxi Old Street adalah kota yang kaya akan sejarah budaya dengan pemandangan alam yang indah yang dulunya bisa dinikmati sepanjang perjalanan di kereta. Ada teradisi kuno yang dilakukan di tempat tersebut adalah lokasi doa yang menjadi objek wisata ini dengan menerbangkan puluhan lampion.
"Ketiga tempat di Taiwan ini berbeda - beda tantangan ketika saya lihat pada saat saya berada di Taiwan, ketiganya merupakan tempat yang indah. Menurut saya Taiwan negaranya bagus nan indah sejum. Saya dapat pengalaman baru, tempat baru, sesuatu yang baru, teman baru itu aja sih yg penting have fun aja," tambah Naila.
Menurutnya, setiap negara memiliki lokasi atau spot pendaratan banyak dan penuh tantangan namun yang harus di pikirkan apakah melakukan terjun payung dan pendaratan di lokasi - lokasi di negara - negara tersebut di ijinkan atau tidak.
"Untuk nyari spot pendaratan setiap negara sebetulnya banyak, ada aja. Cuma masalah clearent diijinkan atau tidak itu yang harus dipikirkan karenakan pasti setiap negara berbeda - beda sistemnya,"jelas Naila.
Naila Novaranti adalah seorang perempuan yang merupakan instruktur profesional terjun payung dunia yang melatih para penerjun payung baik dari kalangan militer maupun sipil di 46 negara di dunia.
Tak hanya itu Naila juga sudah berhasil menaklukan gunung Everest pada November tahun lalu. Di informasikan bahwa Naila Novaranti menjadi perempuan penerjun payung ekstrem pertama dari Indonesia yang akan mendapatkan penghargaan di Kongres Diaspora Internasional 2019 sebagai perempuan yang tinggal di luar negeri, bekerja dan memilik prestasi sesuai profesinya yang direncanakan akan di serahkan pada 10 Agustus 2019 mendatang.
Selain itu, Naila juga akan melakukan rekor penerjunan di benua paling dingin di atlantik di akhir tahun 2019 ini.
Sebagai atlet penerjun payung, Naila juga berkeinginan ingin terus memecahkan rekor di setiap tahunnya dalam aksi penerjunan payung di lokasi-lokasi yang dianggap paling ekstrem. Yang sebelumnya di raih adalah, Ia pernah melakukan aksi nekat terjun payung diatas ketinggian Mount Everest di Nepal dalam kondisi cuaca yang berbahaya.