Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa sikap optimistis memiliki manfaat kesehatan terkait hidup yang lebih lama dan memiliki peluang lebih besar untuk mencapai usia 85 tahun atau lebih.
Sebelumnya, beberapa penelitian terdahulu juga mendapati bahwa orang-orang yang memiliki kecenderungan berpikir positif memiliki risiko lebih rendah terhadap kondisi jantung dan kematian dini.
Penelitian terbaru yang diterbitkan di National Academy of Science dilakukan oleh Lewina Lee dari Boston University School of Medicine. Lee dan rekannya melaporkan bagaimana mereka menganalisis data dari dua proyek penelitian jangka panjang sebelumnya.
Proyek pertama tentang optimisme dilakukan pada rentang 2004 hingga 2014 dengan melibatkan perawat wanita. Hasilnya, menunjukkan peserta memiliki usia rata-rata 70 tahun.
Pada proyek lainnya, rentang antara 1986 hingga 2016 melibatkan sekelompok laki-laki dengan fokus penelitian yang sama yakni pada sikap optimistis. Hasilnya, rentang usia para peserta rata-rata mencapai 62 tahun.
“Banyak bukti yang menunjukkan hal tersebut. Temuan terbaru kami meningkatkan kemungkinan menarik bahwa kita bisa menikmati masa tua dengan lebih sehat melalui pengelolaan aset psikososial seperti optimisme,” kata Lee seperti dikutip The Guardian, Rabu (28/8/2019).
Adapun, hasil analisis yang dilakukan oleh Lee dan rekannya menunjukkan bahwa kelompok wanita yang paling optimistis memiliki umur hampir 15% lebih lama daripada wanita yang bersikap sebaliknya.
Hasil serupa juga terlihat pada pria. Kelompok pria yang memiliki skor optimisme paling tinggi memiliki rentang usia 11% lebih lama.
Selain usia hidup yang lebih panjang, penelitian ini juga secara spesifik menyebut bahwa orang yang memiliki sikap ini memiliki peluang lebih tinggi untuk mencapai usia 85 tahun. Persentasenya lebih tinggi 20% dari orang yang tidak optimis sama sekali.
Lee mengatakan bahwa orang yang memiliki sikap optimistis menjalani rutinitas kesehatiannya dengan gaya hidup yang lebih sehat, lebih sedikit gejala depresi, dan lebih banyak memiliki ikatan sosial dengan orang lain.
Hal tersebut, yang dinilainya menjadi penghubung antara optimistis dengan umur panjang. Kendati begitu, Lee juga menyatakan tak menutup kemungkinan ada hal-hal lain yang berpengaruh antara optimistis dengan menakisme tubuh.