Radang sendi/Istimewa
Health

Jangan Tak Produktif Gara-gara Osteoartritis

Tika Anggreni Purba
Senin, 2 September 2019 - 16:37
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— Laporan dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mengungkapkan bahwa prevalensi penyakit sendi di Indonesia mencapai 7,3%. Masalah sendi yang terjadi tentu beragam, namun yang paling rentan dan umum terjadi adalah osteoartritis (OA) atau radang sendi.

Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi Deasy Erika mengatakan bahwa tren penyakit sendi bahkan kini menyerang manusia usia 30-an. Padahal jika ditelaah, penyakit sendi merupakan bagian dari penyakit degenetatif yang muncul karena faktor usia. Salah satu penyakit sendi yang sering terjadi adalah osteoartitris.

Osteoartritis merupakan kondisi radang sendi yang ditandai dengan gejala nyeri sendi pada bagian yang mengalami peradangan, sendi kaku, terjadi pembengkakan, jika terjadi di lutut menyebabkan otot lutut mengecil, dan juga krepitasi.

Deasy menuturkan bahwa penyebab dari osteoatritis paling banyak terjadi karena cedera, akan tetapi faktor genetik, gaya hidup tidak sehat, dan kurang aktif bergerak juga dapat menjadi pencetus kondisi ini. Kebiasaan menekuk bagian tubuh tertentu seperti lutut, siku, dan leher juga menjadi penyebab yang jarang disadari.

“Cedera tidak hanya terjadi pada atlet saja, orang biasa juga bisa mengalami cedera dalam aktivitas sehari-hari misalnya dengan kebiasaan duduk yang tidak tepat, salah posisi mengangkat beban berat, menggendong anak, dan lain-lain,” kata Deasy. Beberapa orang juga dapat mengalami radang sendi karena kelebihan berat badan atau obesitas.

Saat kita berdiri, tubuh menahan beban tubuh 6—7 kali berat badan sebenarnya. Ketika seseorang mengalami kelebihan berat badan, beban yang harus ditopang oleh lutut makin besar sehingga lutut berisiko mengalami osteoartritis. 

Sebenarnya tidak hanya lutut, hampir semua sendi dapat mengalami osteoartritis seperti sendi di siku, bahu, leher, dan pinggang. Tidak seperti nyeri yang pada umumnya sulit dijelaskan sumbernya, biasanya orang yang mengalami osteoartritis dapat menunjukkan bagian yang nyeri. Inilah salah satu pembeda osteoartritis dengan masalah sendi lainnya. Penyakit sendi ini memiliki level keparahan yang berbeda, mulai dari level 1 hingga level 4.

Untuk mendeteksi sendiri masalah pada sendi, Deasy menganjurkan beberapa gerakan simpel sederhana. Pertama, cobalah untuk mengangkat tangan kanan ke atas, lalu tangan kiri diletakkan di bahu kanan. Pada saat tangan kanan digerakkan ke atas dan ke bawah, silakan rasakan pergerakan di bahu. “Jika ada suara atau rasa “krek”, silakan periksa ke dokter, itu disebut dengan krepitasi,” ujar Deasy.

Tes osteoartritis sendi lutut juga bisa dilakukan sendiri di rumah dengan cara menekuk lutut lalu diluruskan lagi beberapa kali. Jika muncul krepitasi, Anda perlu waspada dengan gangguan sendi.

Osteoartritis, jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat dapat menimbulkan kecacatan yang membatasi ruang gerak dari penderita. “Pasti akan ada hambatan dalam beraktivitas,” ujar Deasy.

Masalah sendi seperti osteoartritis dapat dicegah dengan tiga cara. Pertama, terus aktif bergerak untuk menurunkan risiko kelebihan berat badan yang dapat memicu osteoartritis. Penumpukan lemak dapat memberikan tekanan ekstra pada bantalan sendi khususnya pada pinggang dan lutut.

Kedua, menjaga pola hidup sehat, tidur cukup, dan menghindari makanan manis yang berlebihan. Kadar glukosa berlebih dari konsumsi makanan manis dapat mempengaruhi fungsi sel pembentuk tulang rawan dan meningkatkan peradangan sehingga sel tulang rawan rentan mengalami degradasi.

Ketiga, saat merasalah keluhan awal seperti nyeri sendi, segera tangani dengan cara menggunakan obat pereda nyeri sendi dan mengkonsultasikannya pada dokter jika keluhan berlanjut.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro