Bisnis.com, JAKARTA - Berawal dari keprihatinan sutradara Tompi terhadap tayangan televisi yang mulai bergeser dari pakemnya, film Pretty Boys akhirnya dirilis pada 19 September 2019.
Pretty Boys dibantu oleh rumah produksi baru yang dibangun duo pembawa acara Deddy Mahendra Desta (Desta) dan Vincent Ray Rompies (Vincent) yakni The Pretty Boys Pictures.
Desta berperan sebagai produser sekaligus aktor dan Vincent sebagai prosuder kreatif sekaligus aktor utama.
Pretty Boys tetap merangkul Anami Films sebagai mitra kerja sebagai film debut pertama dokter sekaligus penyanyi tersebut.
Film ini juga ditandai sebagai film pertama Desta dan Vincent dalam sebuah proyek layar lebar setelah 27 tahun bersama dan berkarir di dunia hiburan.
Didukung penulis naskah yakni Imam Darto yang merupakan mantan pembawa acara The Comment di salah satu televisi swasta bersama Dimas Danang, film ini menyajikan premis yang sudah tidak asing lagi bagi pelaku filmnya yakni industri pertelevisian dan talk show receh yang menjadi tayangan andalannya.
Pretty Boys bercerita tentang dua sahabat yakni Rahmat (Desta) dan Anugerah (Vincent) yang bercita-cita ingin menjadi terkenal dengan cara bekerja di industri televisi. Hal ini ditentang oleh ayah Anugerah (Roy Marten) yang menilai industri televisi dekat dengan kesan yang buruk seperti perilaku 'kebanci-bancian'.
Benar saja, dalam proyek debutnya, Rahmat dan Anugerah menjadi co-host sebuah acara televisi yang memaksa mereka untuk menampilkan gimmick menjadi pria yang fleksibel bertingkah laku dan berpakaian seperti waria dalam penampilannya.
Film dengan genre komedi dan drama ini menyajikan sebuah cerita yang premisnya berbeda dari film komedi kebanyakan yang biasanya menampilkan sinematografi cerah dan minim drama.
Pretty Boys datang dengan drama mengenai pesan moral yang juga dapat diterima oleh penontonnya.
Sebagai sebuah film debut perdana, Tompi berhasil menyematkan warna-warna yang indah meskipun terkesan 'dark' dalam film tersebut.
Kekurangannya, pengambilan gambar long shot membuat film ini seakan terasa lama, meski juga dapat ditambal dengan skrip komedi receh yang tetap bisa membuat penontonnya tertawa di sepanjang film.
Selain itu, drama keluarga dan persahabatan yang dituangkan dalam film ini bisa membuat penontonnya mulai berpikir esensi dari sebuah tayangan televisi itu sendiri.
Dalam wawancara di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan pada Senin (16/9/2019), Desta menyebut film ini sebenarnya tidak membuka borok tayangan televisi di negara kita, namun lebih menyajikan fakta yang sebenarnya sudah orang tahu.
Dalam penyajiannya, film ini mencoba menjaga etika tontonan yang mendidik tanpa harus menyakiti banyak pihak dengan penyampaian pesan yang dalam di akhir cerita.
Beruntungnya, kisah industri pertelevisian ini akhirnya dimediakan dalam sebuah film yang mungkin tidak akan menganggu ekosistem kerja duo aktor utama Desta dan Vincent di salah satu programnya yakni Tonight Show.
Sekali lagi, mungkin Desta dan Vincent sendiri sudah tahu riwayat mereka di dunia pertelevisian tidak akan lama sehingga alternatif pundi-pundi uang dan idealisme keduanya kini dijudikan dalam sebuah proyek film dan rumah produksi baru.
"Makanya slogannya (film ini), TV yang menodai kita atau kita yang menodai TV. Makanya kembali ke penonton," tutup Desta.