Bisnis.com, JAKARTA—Banyak orang yang melupakan bahwa kelainan pembuluh darah di otak bukan saja soal strok. Berbagai gangguan atau kelainan pembuluh darah di otak bisa saja terjadi, salah satunya adalah aneurisma celebral atau aneurisma otak.
Penyakit ini sering kali tidak bergejala sehingga tidak terdeteksi. Padahal, apabila kondisi ini tidak ditangani akibatnya fatal.
“Aneurisma otak merupakan pelebaran dinding pembuluh darah karena lemahnya struktur dinding pembuluh darah, sehingga bisa pecah sewaktu-waktu,” ujar dokter spesialis saraf Rubiana Nurhayati.
Dokter dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya Tangerang ini mengatakan bahwa aneurisma memiliki tipe yang terbagi berdasarkan bentuk dan ukuran kantong aneurisma.
“Kadang-kadang tidak bergejala, tapi apabila ukuran aneurisma otak sudah membesar biasanya timbul gejala seperti sakit kepala berulang di sisi yang sama dengan sakit berdenyut, juga timbulnya kesemutan atau kebas di salah satu sisi tubuh,” ujarnya di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Aneurisma sering terjadi karena kelainan bawaan, faktor genetik, dan faktor gaya hidup yang tidak sehat. Kebiasaan seperti merokok dan minum alkohol bisa meningkatkan risiko aneurisma.
Apabila aneurisma otak pecah, penderita dapat mengalami strok perdarahan yang ditandai dengan sakit kepala hebat, muntah, penurunan kesadaran, kelumpuhan satu sisi tubuh, kelumpuhan saraf kranialis, dan kejang.
“Tetapi semua itu tergantung pada letak dan jumlah perdarahan di otak,” ujarnya.
Rubiana mengatakan bahwa untuk mendeteksi aneurisma yang sering tidak terdeteksi ini, sebaiknya dilakukan upaya preventif melalui deteksi dini.
“Silakan periksa melalui CT-scan kepala, MRI otak, MRA otak, CT-scan angiografi kepala, DSA, dan fungsi lumbal apabila sudah terjadi perdarahan,” katanya lagi.
Penanganan aneurisma yang pecah biasanya sama dengan tatalaksana strok perdarahan. Alangkah baiknya untuk mencegah pecahnya aneurisma apabila ingin sembuh. Jika aneurisma pecah, kemungkinan untuk sembuh total sangat