Deteksi dini penyakit jantung, ITB luncurkan NIVA/boldsky.com-Ilustrasi
Health

Deteksi Dini Penyakit Jantung, ITB Luncurkan NIVA

Newswire
Kamis, 12 Desember 2019 - 17:59
Bagikan

Bisnis.com, BANDUNG - ITB memperkenalkan alat untuk mendeteksi penyakit jantung. Alat bernama NIVA atau Non-Invasive Vascular Analyzer itu dikembangkan Kelompok Keahlian Teknik Biomedika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung.

NIVA dilaunching oleh Rektor ITB Prof Dr Kadarsah Suryadi, Kamis (12/12/2019), di Gedung Center for Research and Community Service (CRCS) ITB Jalan Ganesha Kota Bandung,  disaksikan  Menteri Ristek/BRIN Prof Bambang P Brodjonegoro.

NIVA, yang merupakan perangkat non-invasif menggunakan sensor PPG (photoplethysmograph) dan sensor tekanan darah, akan menganalisis pembuluh darah yang ada di dalam tubuh manusia.

Prof Tati Latifah Erawati Rajab Mengko selaku ketua tim pembuat NIVA menjelaskan penelitian mengenai alat tersebut dimulai sejak 2013. Penelitian menggunakan dana Penelitian Unggulan Strategis Nasional dari DIKTI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selama tiga tahun.

“Saat itu muncul satu ide yang dipacu oleh permintaan dari dokter apakah kita bisa membuat sebuah peralatan yang dapat mendeteksi lebih awal akan gejala terjadinya sumbatan di dalam pembuluh darah,” ujar Tati.

Dr Hasballah Zakaria, Dr Richard Mengko, dan tim Teknik Biomedis ITB turut serta dalam penelitian tersebut.

"Alat ini dirancang untuk mengukur fungsi vaskuler dengan enam parameter, dan tingkat risiko vaskuler untuk lima parameter secara sekaligus," ujar Tati.

Penyumbatan Pembuluh Darah

Tati menjelaskan penyumbatan pembuluh darah biasanya terjadi karena terdapat plak-plak di dalam pembuluh darah.

Plak tersebut muncul disebabkan pembuluh darah tidak licin karena Nitric Oxide (NO) berkurang. NO ini sangat berperan dalam menjaga tingkat kelenturan dari pembuluh darah.

Lebih lanjut ia mengatakan bertambahnya umur manusia ikut mempengaruhi produksi NO pada lapisan endothelial yaitu lapisan paling dalam pembuluh darah manusia sehingga kelenturan pembuluh darah juga ikut berkurang.

Hal tersebut berakibat pada peningkatan tekanan darah atau hipertensi.

Terkait kesehatan pembuluh darah yang sangat mahal pengobatannya, Tati mengatakan peralatan ini dapat membantu BPJS mendeteksi risiko penyakit stroke dan jantung.

"Peralatan ini diharapkan bisa mendeteksi penyakit tersebut sedari awal. Dengan alat ini, jika hasil dari parameternya kurang baik, kita bisa segera melakukan pengobatan ke dokter sebelum terjadi hal yang lebih buruk lagi," ujarnya.

Bekerja sama dengan PT Selaras, alat ini siap diproduksi massal agar berguna bagi masyarakat banyak.

Saat ini NIVA sudah diuji coba dan dipakai di dua rumah sakit, yaitu di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Ke depannya, alat tersebut juga akan diuji coba di Rumah Sakit Unair Surabaya, Rumah Sakit Sardjito, dan Rumah Sakit Gatot Subroto.

Keberadaan NIVA merupakan solusi terintegrasi untuk mengukur kesehatan pembuluh darah. Melalui pendekatan kerja sama dengan industri ini, harga produksi dapat ditekan.

Selain itu, peralatan ini akan menjadi perangkat screening yang efektif untuk mengurangi jumlah pasien yang harus mendapat tindakan medis.

Perangkat ini juga diharapkan dapat mengurangi impor dan mendongkrak kemampuan industri dalam negeri menghasilkan berbagai peralatan medis lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro