Bisnis.com, JAKARTA – Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Anung Suhantono menyebutkan beberapa jenis penyakit yang masih akan berisiko menjangkiti masyarakat Indonesia dalam tahun 2020.
Anung menyebutkan, pada tahun 2019, peningkatan prevalensi angka penyakit paling tinggi ditempati oleh penyakit hepatitis A yang naik hingga 200 persen pada tahun 2019 dikarenakan outbreak yang terjadi di Pacitan, Jawa Timur. Diikuti dengan peningkatan angka penyakit demam berdarah, antrax dan rabies.
“Ini yang sekarang kami sedang evaluasi semuanya, bukan hanya sistemnya. Ada beberapa kasus yang meningkat tapi di daerah Jawa yang menonjol,” kata Anung saat ditemui di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan pada Jumat (3/1/2020).
Mengenai proyeksi penyakit yang masih akan mengancam masyarakat Indonesia pada umumnya, Anung menilai dari data BMKG, curah hujan pada tahun 2020 akan lebih tinggi dibanding tahun 2019, sehingga terdapat implikasi penyakit yang diakibatkan oleh curah hujan yang cukup tinggi.
“Implikasi pada penyakit yang diakibatkan dengan curah hujan dari DBD, leptospirosis, malaria, di samping diare, pneumonia, termasuk keracunan makanan karena makanan tidak cukup bersih,” lanjut Anung.
Meski begitu, Anung juga mengatakan musim kemarau pada tahun 2020 akan semakin kering sehingga beberapa penyakit yang perlu diwaspadai diantaranya adalah mata, kulit dan pencernaan.
“Meskipun jumlahnya meningkat tapi kalau laporannya baik, tidak masalah. Sekarang angka kepatuhan pelaporan saja itu meningkat dari 60 menjadi 80 persen. Itu saja sudah kelihatan meningkat. Puskesmas sudah lapor dan sebagainya, itu nanti akan kelihatan angka kesakitan dan kematian,” tutupnya.