Bisnis.com, JAKARTA - Petinggi penghargaan Akademi Film dan Televisi Seni Inggris (BAFTA) mengakui kekecewaan pada nominasi akting yang didominasi oleh aktor kulit putih.
Marc Samuelson, ketua komite film BAFTA, meminta industri perfilman untuk segera memengaruhi perubahan yang lebih baik dan cepat. Dia juga berjanji akan melakukan tindakan pada kesetaraan gender.
"Menyedihkan karena kurangnya keragaman dalam nominasi akting [BAFTA]. Ini adalah bentuk kegagalan bahwa indsutri tidak bergerak secepat yang diinginkan oleh seluruh tim BAFTA," ujarnya dilansir dari Variety, Rabu (8/1/2019).
BAFTA diketahui menghadapi rentetan kritik setelah 20 nomine akting utama dalam pergelaran itu jatuh kepada aktor kulit putih. Selain itu, nomine untuk sutradara terbaik juga didominasi oleh pria.
Kurangnya keragaman dalam kategori akting mengikuti situasi pada tiga tahun lalu, yang juga memicu protes.
Dalam ajang BAFTA, film Joker memimpin jalur persaingan, diikuti Once Upon a Time in Hollywood dan The Irishman. Sementara itu, Scarlett Johansson dan Margot Robbie masing-masing mencetak dua nomine dalam kategori aktris pendukung terbaik.
Profesor Binna Kandola, penulis Racism at Work: The Danger of Indifference, mengatakan bahwa kurangnya keragaman dalam nominasi BAFTA tahun ini mencerminkan bagaimana bias jender telah memengaruhi industri serta menentukan orang-orang yang cukup beruntung untuk bekerja dan berhasil.
"Sampai para pemain [etnis hitam dan minoritas] benar-benar diberi kesempatan dan pengakuan yang sama dengan rekan-rekan kulit putih mereka, saya berharap bahwa kita akan melihat daftar nominasi yang sama pada tahun depan," ujarnya.