Bisnis.com, JAKARTA - Novel coronavirus (nCov) atau virus corona tak henti diperbincangkan publik.
Selain telah menginfeksi ribuan orang dan ratusan di antaranya meninggal dunia, virus tersebut juga sudah menyebar luas di Asia hingga beberapa negara di Eropa.
Meski menggemparkan, dokter spesialis paru di departemen pulmonologi divisi infeksi, Erlina Burhan, mengatakan virus corona seharusnya tidak terlalu dipikirkan. Sebaliknya, ia mengatakan tuberkulosis (TB) lah yang harus menjadi perhatian masyarakat.
“Sekarang Indonesia menduduki peringkat TB ketiga di dunia, sedangkan virus corona masih terduga, jadi lebih baik fokus TB dulu daripada virus baru,” katanya dalam acara Info Sehat FKUI pada Kamis (30/1/2020).
Erlina mengatakan bahwa virus corona belum mencapai Indonesia. Itu pun bisa dibuktikan dari masih dalam status diduganya beberapa orang terhadap virus yang awalnya muncul di Wuhan, China itu. Sedangkan, di Indonesia kasus TB sangat tinggi.
“Virusnya masih diduga ada di Indonesia jadi risikonya minim. Tapi, TB kasusnya sudah mencapai 845 ribu setiap tahunnya. Berarti risiko terkena TB jauh lebih tinggi,” katanya.
Ancaman kematian juga sangat rendah jika virus corona dibandingkan dengan TB. Dari seluruh pasien yang terinfeksi virus corona, hanya sekitar 3-4 persen yang dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan TB, risiko kematian mencapai empat kali lipat.
“Setiap tahun yang meninggal karena TB itu 85 ribu orang atau sekitar 13 persen dari total pasien. Itu belum yang TB resisten obat,” tambahnya.