Concise History of The Mass Murdered of 1965 in Indonesia, salah satu karya patung Dolorosa Sinaga tentang tragedi 1965 yang pernah diminta untuk diturunkan ketika sedang dipamerkan di dalam negeri./Yudi Supriyanto
Entertainment

Antara Seni Rupa Patung, Dolorosa, dan Pemerintah

Yudi Supriyanto
Jumat, 14 Februari 2020 - 16:39
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Concise History of The Mass Murdered of 1965 in Indonesia, Homage to Rasinah III, General, Have You Read the Book of Love, The Grief, dan Reclining Women adalah sejumlah judul karya seni rupa patung seniman Dolorosa Sinaga yang terpampang di Galeri Nasional Indonesia.

40 tahun berkarya sebagai seorang seniman patung, Dolorosa Sinaga kerap mengangkat patung-patung dengan tema sosial. Patung-patung karya Dolorosa hadir dari rasa kepeduliannya terhadap kondisi sosial masyarakat di dalam negeri, terutama perempuan.

“Ide itu tidak muncul. [karya-karya patung] Dari kepedulian saja. Saya peduli dan saya geram dengan pemerintah yang selalu menistakan perempuan, selalu tidak bisa menyelesaikan, selalu memperkuat oligarki kekuasannya, dan kita akan selalu melawan,” kata Dolorosa.

Bagi wanita yang telah menghasilkan sekitar 602 karya tersebut, karya-karya yang dihasilkannya merupakan bentuk perlawanan dan sikapnya terhadap kondisi-kondisi yang ada.

Beberapa tantangan pernah menghampirinya ketika karya-karya yang dihasilkan dipamerkannya. Salah satu karya yang sempat diminta diturunkan ketika sedang dipamerkan adalah terkait dengan 1965.

Antara Seni Rupa Patung, Dolorosa, dan Pemerintah

Reclining Women, salah satu karya Dolorosa Sinaga yang ditampilkan di Galeri Nasional. Dolorsa telah menghasilkan sekitar 600 karya./Yudi Supriyanto

Saat ini, dia menilai seni di dalam negeri – termasuk seni rupa patung – masih terpuruk. Salah satu indikatornya adalah jumlah perguruan tinggi kesenian yang ada di dalam negeri dengan melihat jumlah populasi masyarakat Indonesia.

Menurutnya, sekolah atau pendidikan merupakan unsur penting untuk meningkatkannya. “Bukan jaman lagi, autodidak akan selalu ada, tapi sekolah itu harus ada. Sekolah itu salah satu lembaga yang menjadi tanggung jawab pemerintah supaya bangsa ini menjadi pandai,” katanya.

Langkah pemerintah yang akan memberikan dana abadi kebudayaan merupakan langkah bagus lantaran bisa memberikan peluang bagi banyak masyarakat Indonesia untuk mendapatkan akses dan pengalaman terhadap pengetahuan seni.

Menurutnya, hanya pengalaman seni yang mampu mendidik orang untuk tidak merasa lebih benar dari orang lain.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Hilmar Farid mengungkapkan  kondisi seni rupa di dalam negeri bervariasi. Akan tetapi terkait dengan seni rupa patung, bisa dikatakan semakin sedikit.

Kondisi ini dapat terjadi mengingat seni rupa patung adalah satu ekspresi seni yang memerlukan disiplin, kerja keras, dan investasi yang tidak sedikit seperti untuk membuat cetakan, dan sebagainya.

“Enggak banyak yang mendalami patung, tapi kabar baiknya adalah sekarang ini ada semakin banyak ruang-ruang untuk orang menampilkan karya,” katanya.

Antara Seni Rupa Patung, Dolorosa, dan Pemerintah

Karya-karya patung Dolorosa Sinaga yang dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia beberapa waktu lalu. Patung yang dibuat merupakan bentuk kepeduliannya dengan kondisi perempuan./Yudi Supriyanto

Karya seni rupa patung yang ditampilkan biasanya berkolaborasi atau bersinggungan dengan medium ekspresi yang lain, dan kondisi tersebut tentu mengubah persepsi tentang seni rupa patung yang seperti figuratif.

“Di sini kelebihan Dolorosa. Dolorosa ini sangat konvensional sebetulnya, jadi karya individual hadir di tengah ruang, perunggu, dan seterusnya,” katanya.

Melalui karya-karya Dolorosa, lanjutnya, kita bisa diingatkan bahwa yang konvensional bukan berarti usang dan ditinggalkan. Akan tetapi, sangat tergantung dari cara memaknainya, tujuannya, dan sesungguhnya ingin berbicara apa.

Pemerintah melakukan sejumlah upaya dalam rangka mendukung seni di dalam negeri, dia menuturkan salah satunya dengan dana abadi kebudayaan. Dalam waktu dekat, skema dana abadi kebudayaan akan keluar.

Setelah diumumkan, dia berharap publik bisa mengakses dan kemudian mulai memanfaatkan dana abadi kebudayaan tersebut, sehingga jumlah masyarakat yang berkiprah di bidang kebudayaan akan semakin meningkat.

 

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro