Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah mewabahnya virus corona di dunia, masker "virus corona" menjadi aksesori kekinian di London Fashion Week atau LFW yang dibuka pada Jumat, 14 Februari 2020.
Masker penutup hidung dan mulut ini banyak dipakai tamu di tengah kepanikan virus corona. Namun, masker wajah ini bukan seperti yang Anda temui di rumah sakit. Para tamu memakai yang terbuat dari kain yang trendi, meskipun itu tidak dapat mencegah penularan virus. Mereka menggunakannya sebagai fashion statement.
Dilansir dari New York Post, seorang peserta di luar show British Fashion Council (BFC) Show Space mengenakan sebuah masker yang dihiasi dengan panah, sementara dua wanita mengenakan versi warna pastel.
London bukan kota pertama di mana masker wajah telah menjadi aksesori trendi. Beberapa peserta New York Fashion Week yang diselenggarakan pekan sebelumnya juga membuat aksesori penutup mulut, termasuk stylist Marina Ingvarsson yang mengenakan topeng wajah hitam minimal di luar acara Michael Kors. Tren itu sama dengan yang terjadi pada NYFW pada 2018 karena kekhawatiran flu.
Selain masker, hand sanitizer juga menjadi aksesori baru yang banyak ditemukan di LFW. Penyelenggara LFW juga mengambil tindakan pencegahan penyebaran virus dengan menyediakan cairan anti-bakteri dan melakukan pembersihan mendalam secara teratur.
Kepala Eksekutif British Fashion Council Caroline Rush memperkirakan bahwa jumlahnya pengunjung, pembeli, dan desainer yang ikut di LFW akan turun karena virus corona. Beberapa desainer berjuang karena penutupan jaringan transportasi dan pabrik di Cina.
"Seorang desainer tidak dapat ditampilkan karena koleksinya belum tiba dari Cina akibat masalah logistik," kata Rush kepada Reuters sebelum pembukaan acara.
Perancang China, Yuhan Wang, yang membuka LFW mengatakan kepada Reuters bahwa ia harus mengurangi koleksinya karena keterlambatan yang disebabkan oleh virus. Enam merek Cina telah membatalkan pertunjukan di Paris Pashion Week, Women's Wear Daily melaporkan. Beberapa pekan fashion mendatang di Beijing dan Shanghai yang dijadwalkan untuk Maret juga telah ditunda.
Perusahaan pemilik label mewah Gucci, Kering Group, telah memperingatkan bahwa virus corona akan berarti lebih sedikit orang di musim pekan fashion selama sebulan ini.
Cina yang mengurangi pengeluaran akibat virus corona berpotensi menjadi pukulan besar bagi merek-merek fashion karena negara itu menyumbang sepertiga dari penjualan brand mewah global pada tahun 2018, menurut Bain & Company.