Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menanggapi kabar adanya permintaan kepada karyawan yang baru pulang dari luar negeri untuk memperoleh surat bebas virus Corona dari rumah sakit.
Sebelumnya sejumlah rumah sakit mengeluhkan adanya permintaan surat pernyataan bebas Corona.
Juru Bicara Penanganan Virus Corona di Indonesia Achmad Yurianto menegaskan hal itu sebagai hal yang tidak perlu, juga tidak bermanfaat.
"Beberapa institusi yang meminta pegawainya setelah perjalanan dari luar negeri untuk mendapatkan keterangan surat bebas corona, menurut kami tidak perlu dan kami sudah koordinasikan hal seperti itu tidak ada gunanya, surat keterangan bebas virus Corona tidak ada manfaatnya," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes sekaligus juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di Kantor Staf Kepresidenan Jakarta, Jumat (6/3/2020).
"Karena ini bukan penyakit yang kemudian kita harusnya anggap masalah orang per orang, tapi masalah besarnya adalah bagaimana mengendalikan penyebarannya di lingkungan masyarakat," ungkap Yuri.
Apalagi gejala penyakit akibat virus Corona atau COVID-19 belakangan jadi lebih ringan dan bahkan penderitanya pada umumnya tidak merasa sakit.
"Atau mereka merasa sakit ringan bukan gambaran suatu penyakit yang berat. Inilah tantangan besar kita untuk masyarakat sehingga kekuatan besarnya adalah bagaimana kita bersama-sama membangun edukasi agar masyarakat bisa mengendalikan diri untuk tidak menjadi sakit, bukan untuk menjadi panik, bukan untuk melakukan tindakan-tindakan yang irasional" tambah Yurianto.
Hingga Rabu (5/3) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Balitbankes) sudah memeriksa 227 orang yang masuk dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dari 61 RS di 25 provinsi.
Hasilnya ada 13 spesimen yang dimasukkan dalam kategori suspect dan sudah diisolasi di rumah sakit.
Dari 13 orang yang masuk dalam kategori suspect, 4 orang di antaranya sempat melakukan kontak dekat dengan pasien pada kasus 1 dan 2.
Keempatnya juga memiliki tanda-tanda influenza sedang dengan suhu tubuh 37,6 derajat Celcius dan dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso.
Satu orang lagi adalah anak buah kapal (ABK) Diamond Princess yang sudah diisolasi RS Persahabatan.
Istilah suspect merujuk pada orang-orang yang yang punya riwayat kontak dekat dengan mereka yang terkonfirmasi positif COVID-19 serta mengalami gejala influenza seperti batuk, pilek, panas dan sesak nafas.
Indonesia memiliki dua kasus positif COVID-19 yang dinamakan kasus 1 dan kasus 2 yaitu seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun.
Keduanya sejak 1 Maret 2020 dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso.
Hingga Jumat (6/3) pagi pukul 08.00 WIB terkonfirmasi di dunia ada 98.038 orang yang terinfeksi virus Corona dengan 3.349 kematian. Sementara itu sudah ada 53.820 orang yang dinyatakan sembuh.
Kasus di China mencapai 80.426 kasus, di Korea Selatan 6.088 kasus, di Italia 3.858 kasus, di Iran 3.513.
Tingkat kematian di Italia menjadi yang paling tinggi di luar China yaitu 148, sedangkan di China mencapai 3.013 kematian.
Sejauh ini sudah ada 65 negara termasuk Indonesia yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 atau infeksi virus Corona.
Hingga Kamis (6/3/2020, pukul 18.00 WIB, Pemerintah Indonesia telah melakukan pengecekan terhadap 227 spesimen dari 25 provinsi terkait infeksi virus Corona atau Covid-19. Sebanyak 13 orang di antaranya diputus menjalani isolasi di rumah sakit.
"Dari keseluruhan ini sudah termasuk 2 kasus positif yaitu kasus 1 dan 2 sudah di RS. 13 kasus suspect di RS dan dalam kondisi diisolasi, lainnya negatif," kata Juru bicara penanganan Covid-19 untuk Indonesia Achmad Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (6/3/2020).
Dari 13 orang tersebut, 4 di antaranya terkait dengan kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia. Mereka tercatat telah melakukan kontak dekat dengan pasien.