Bisnis.com, JAKARTA - Masing-masing negara kini seperti sedang berpcau mencari penawar (antivirus) virus Corona (Covid-19). China, India, Amerika, hingga Inggris, kini masing-masing mengembangkan antivirus Corona--termasuk Indonesia.
Pekan lalu, diberitakan obat antivirus potensial virus Corona bernama remdesivir, yang dikembangkan perusahaan bioteknologi Gilead Sciences, dinayatakan gagal pada uji klinis pertama.
Kini, Inggris memberi harapan baru. Menurut salah seorang pejabatnya di Kementerian Kesehatan, Edward Argar, Inggris terus menguji tes antibodi untuk menentukan siapa yang sudah terpapar virus Corona dan reaksinya setelah diberi obat tersebut.
"Tanda pada saat ini adalah positif, tetapi kita belum sampai pada tahap 100% akan berfungsi," kata Argar kepada Talk Radio.
Dia pun menambahkan, "Kami terus meneliti dengan kecepatan ... Kami membuat kemajuan yang sangat baik sekarang dan saya berharap kami akan melihat beberapa berita positif di beberapa waktu ke depan," ucapnya
Tes antibodi bekerja dengan mencari tanda-tanda kekebalan yang dihasilkan ketika seseorang memiliki virus.
Ada spekulasi bahwa tes antibodi yang berhasil dapat membuktikan dalam menentukan siapa yang diizinkan untuk kembali bekerja atau keluar dari pembatasan kuncian lainnya.
Menurut data yang dipublikasikan oleh Johns Hopkins University of Medicine, hingga Senin (27/4/2020), total masyarakat yang positif terpapar virus Corona mencapai hampir 3 juta jiwa. Tepatnya, 2.972.315 orang.
Dari jumlah tersebut, total kematian di seluruh dunia mencapai 206.565. Sedangkan untuk pasien yang sembuh mencapai 868.522 jiwa, artinya lebih dari empat kali lipat dari total korban meninggal.