Bisnis.com, JAKARTA - Bantuan dari aspek psikologi dirasakan penting bagi pasien yang sedang menderita Covid-19.
Penyintas kasus Covid-19 pertama di Indonesia Sita Tyasutami mengapresiasi peluncuran layanan bantuan psikologi untuk sehat jiwa atau SEJIWA. Layana ini diluncurkan Kantor Staf Presiden guna menangani ancaman tekanan psikologi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
"Saya senang ada layanan resmi pemerintah SEJIWA karena sangat penting bagi kesehatan nasional kita semua," ujar Sita saat mengikuti peluncuran layanan SEJIWA melalui video conference di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Sita mengatakan Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan jasmani semata, melainkan juga dapat menimbulkan dampak psikologis bagi masyarakat, khususnya bagi penderita.
Dia mengatakan berdasarkan pengalamannya sebagai penyintas kasus Covid-19 pertama di Indonesia, tekanan dan rasa takut kerap menghantui penderita.
Tekanan itu datang baik dari rasa takut akan virus itu sendiri maupun tekanan eksternal yang datang dari publik maupun media massa.
"Saya merasakan tekanan, rasa shock dan takut sebagai pasien yang terkonfirmasi positif dan ada tekanan eksternal dari media dan rakyat Indonesia. Jadi saat itu dengan adanya beragam pemutarbalikan fakta, saya mengalami tekanan batin luar biasa, fisik saya drop karena tekanan batin melemahkan imun saya," ujar Sita.
Sita mengaku beruntung lantaran keluarga dan rekan-rekannya selalu menyemangati dirinya kala itu. Sita juga mengaku sempat menghubungi rekannya seorang psikolog sehingga dirinya bisa keluar dari tekanan psikologis.
"Dengan adanya layanan psikologi resmi pemerintah akan jauh lebih baik. Maraknya hoaks menyebabkan kepanikan publik. Menurut saya tidak hanya mereka yang positif Covid-19, namun mereka yang tidak positif juga membutuhkan layanan psikologi sama halnya seperti kami pasien Covid-19," ujar Sita.
Pada Rabu, Kantor Staf Presiden meluncurkan layanan psikologi untuk sehat jiwa atau SEJIWA, untuk menangani ancaman tekanan psikologi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Peluncuran layanan tersebut dilakukan melalui video conference yang diikuti sejumlah pihak seperti Menkominfo Jhonny G Plate, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Gusti Ayu Bintang Darmvati, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo, Kementerian Kesehatan, Dirut Telkom, Himpunan Psikologi Indonesia serta penyintas kasus Covid-19 pertama.