Bisnis.com, JAKARTA - Platform belajar online nyatanya tidak serta merta dilihat sebagai tantangan bagi bimbingan belajar konvensional. Sebab, bagaimanapun metode yang diajarkan pun berbeda.
Selain itu, kehadiran platform belajar online ini juga dapat memacu kreatifitas dari para pelaku bisnis pendidikan konvensional sehingga lebih kreatif dalam mengajar dan memberikan metode yang lebih beragam.
Dwiyanto Bayu Asmoro, Senior Manager Eye Level Indonesia mengatakan Eye Level sendiri memiliki keunggulan yang membedakannya dari lembaga pendidikan lainnya yaitu materi pembelajaran Critical Thinking Math yang membantu anak berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah melalui latihan soal matematika. Critical Thinking ini juga akan berguna bagi masa depan anak untuk memecahkan masalah dalam setiap persoalan.
Baca Juga Aplikasi Belajar Online Kian Diminati |
---|
“Bisnis pendidikan akan selalu memiliki marketnya. Apalagi setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Pak Nadiem menyebutkan kalau pendidikan di Indonesia akan ditambahkan metode berpikir kritis atau critical thinking method. Eye Level sendiri sudah lebih dulu ada melalui materi pembelajaran critical thinking math,” ujarnya.
Selain itu, Eye Level juga menawarkan model pendidikan karakter untuk melatih pengembangan kemandirian anak, melatih anak menjadi problem solver dan melatih anak menjadi pembelajar untuk seumur hidupnya.
Dengan demikian, kehadiran Eye Level tidak hanya untuk pendidikan saja tetapi mempersiapkan anak-anak untuk dapat berpikir kritis yang akan bermanfaat secara jangka panjang.
Sementara itu, kehadiran startup bimbingan belajar secara online menurutnya tidak akan mempengaruhi lini bisnis dari Eye Level sebab dia masih meyakini bahwa pendidikan terbaik memiliki proses interaksi baik secara psikologis maupun sosial.
Meski demikian, hadirnya pandemi Covid-19 ini mengharuskan lembaga pendidikan konvensional untuk ikut beradaptasi dengan dunia digital. Bayu menuturkan bahwa per Maret, pihaknya sudah meluncurkan Eye Level On Air dengan membuat ruang kelas virtual.
“Kami sudah ada booklet lembar kerja, anak-anak bisa bekerja dari situ, guru-guru bisa memberikan penjelasan secara langsung melalui fitur whiteboard virtual, ada juga fitur koreksi nilai sehingga anak-anak bisa langsung mengoreksi jawaban atas latihan. Jadi meski secara online tetapi tetap ada interaksi,” ujarnya.
Sebagai PMA asal Korea, Eye Level sudah memiliki persiapan dari segi infrastruktur teknologi. Namun, yang menjadi tantangan justru infrastruktur jaringan di Indonesia yang belum stabil, terutama di daerah tingkat kabupaten sehingga terkadang penjelasannya menjadi delay.
Terpisah, Ruth Ayu Hapsari Business Development Manager Quipper mengatakan pada dasarnya platform belajar online yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi edukasi seperti Quipper berperan sebagai pelengkap bagi pendidikan formal anak di sekolah.
Selain menyediakan fasilitas pembelajaran gratis, Quipper juga memiliki layanan premium yang bisa didapatkan oleh siswa dengan berlangganan mulai dari Rp480.000. Di sini, para siswa bisa memilih paket-paket yang sesuai dengan kebutuhannya.
Untuk fasilitas berbayar ini, pihaknya tidak hanya fokus pada konten berkualitas yang diproduksi sendiri dan selasar dengan kurikulum nasional, tetapi juga konsistensi dalam belajar online, dukungan penuh dari coach dan tutor, serta hasil pencapaian.