Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Belgia Sophie Wilmès menerima sambutan dingin ketika dia mengunjungi rumah sakit pada Sabtu (16/5), lalu.
Pada awalnya, kunjungan ini hanyalah agenda biasa, sejumlah video yang diunggah ke media sosial menjadikannya berita utama nasional.
Dikabarkan melalui media lokal VRT NWS, dokter dan perawat menyambut rombongan kendaraan perdana menteri dengan membuat barisan sambil membalikkan badan ketika Wilmès tiba di Rumah Sakit Sint-Pieters di Brussels.
Perwakilan para pekerja medis ini menjelaskan bahwa tenaga medis di garis terdepan kecewa dengan penanganan krisis virus corona oleh pemerintah dan pendekatannya terhadap layanan kesehatan secara umum. Kekecewaan mereka termasuk soal pemotongan anggaran, gaji rendah dan kekurangan staf.
"Mereka juga tidak senang dengan upaya pemerintah untuk merekrut staf yang tidak kompeten untuk membantu personel keperawatan, daripada membayar tenaga profesional terlatih," seperti dikutip melalui The Brussels Times, Senin (18/5/2020).
Menanggapi hal ini, Perdana Menteri Wilmès mengatakan bahwa dia memahami situasi yang dialami pekerja medis dan akan melakukan evaluasi.
"Semua orang tahu tentang situasi sulit yang mereka hadapi. Ini terjadi sebelum krisis dan masalahnya baru saja tumbuh. Penting untuk melakukan tindakan ekstra untuk staf perawat. Itu sudah pasti," ujarnya seperti dikutip melalui vrt.be, Senin (18/5).
Di samping itu, Pemerintah Belgia juga dikritik atas upayanya dalam penanganan pandemi virus corona dan tingkat kematian yang tinggi di negara itu.
Sementara itu, Marie-Christine Marghem yang merupakan menteri energi, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan Belgia mengatakan bahwa aksi protes ini adalah sikap yang konyol dan dipolitisasi.
Melalui akun Facebooknya pada Minggu (17/5), Marghem mengatakan bahwa para pekerja medis yang melakukan protes di Rumah Sakit Sint-Pieters menunjukkan sikap kekanak-kanakan ketika mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkan.
"Itu mencerminkan oposisi serikat buruh yang dipolitisasi yang dipandu oleh gerakan kiri, yang diam sampai sekarang tetapi bertujuan untuk mengeksploitasi krisis ini sebanyak mungkin," tulisnya seperti dikutip melalui The Brussels Times. Namun komentar tersebut beberapa saat kemudian telah dihapus.