Bisnis.com, JAKARTA - Selama masa pandemi Covid-19 sekolah tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mulai mengalami penurunan jumlah murid karena dirasa kurang esensial. Seberapa penting menyekolahkan anak di PAUD?
Menurut Koordinator Fungsi Penilaian Direktorat PAUD Lestari Yuniarti mengatakan, sebetulnya pendidikan anak usia dini bisa dilakukan mulai dari rumah, selama orang tua memahami cara mendampingi anak.
“Tapi mendidik sendiri di rumah pasti tetap ada miss-nya, misalnya soal aspek sosial emosional. Karena anak kan tetap perlu bergaul, berteman, berkomunikasi dengan anak atau orang lain,” jelas Lestari kepada Bisnis, Rabu (9/9/2020).
Dia menjelaskan, untuk mendidik anak dilihat dari usia perkembangannya. Anak usia lahir sampa 1 tahun baru belajar membangun kepercayaan terhadap orang-orang terdekatnya, seperti orang tua, kakak, dan adik.
Tahap selanjutnya, usia 1-3 tahun anak mulai belajar soal self-autonomy, mengeluarkan egonya dan ingin memusatkan seluruh perhatian untuk dia dan belum memahami soal berbagi.
Kemudian, usia 3 tahun ke atas, anak sudah mulai bisa berbagi, berbagi rasa sampai berbagi benda-benda yang dimiliki dengan orang lain. Anak sudah bisa diajarkan interaksi sosial, dan melihat dari sudut pandang orang lain. Di sini anak sudah mulai bisa disekolahkan.
“Jadi kalau orang tuanya paham dan mampu mengajarkan aspek-aspek tadi, tak masalah mulai belajar dari rumah. Percuma juga kalau di sekolah tapi tidak mendukung aspek-aspek tadi,” ungkapnya.
Untuk memulai pendidikan dari rumah, Lestari juga menganjurkan agar orang tua juga ikut kelas parenting untuk memahami apa saja persoalan anak dan bagaimana memahami solusi dan tumbuh kembang anak.
Sementara, untuk pendidikan anak di masa pandemi, nyatanya penggunaan sarana digital tak terhindarkan. Lestari mengatkan penggunaan gawai atau materi digital diperbolehkan untuk anak usia dini selama anak tidka diberikan keleluasaan dalam menggunakannya.
“Kontrol pakai gawai tetap ada di orang tua, usahakan sebentar saja, sehari dua kali beberapa menit saja, lalu tentukan kontek apa saja yang bisa ditonton. Jangan sampai terlalu lama karena nanti antara anaknya jadi malas atau jadi ketagihan pakai gawai dan cari konten sendiri,” ujarnya.