Vaksin BCG/gov.org
Health

Ilmuwan Uji Vaksin BCG untuk Mengobati Pasien Corona

Syaiful Millah
Senin, 12 Oktober 2020 - 14:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Para ilmuwan di Inggris mulai menguji vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) untuk melihat apakah vaksin itu dapat menyelamatkan nyawa pasien dari penyakit Covid-19. BCG merupakan vaksin yang dikembangkan untuk melindungi diri dari penyakit tuberkulosis (TBC).

Vaksin BCG memang dirancang untuk menghentikan TBC, tetapi ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa vaksin itu dapat melindungi diri dari infeksi lain. Dilansir dari BBC, Senin (12/10) sekitar 1.000 orang akan ambil bagian dalam uji coba ini di University of Exeter, Inggris.

Sementara jutaan orang di Inggris telah menjalani suntikan BCG saat masih anak-anak, diperkirakan mereka perlu divaksin lagi untuk mendapatkan manfaatnya. Vaksin dirancang untuk melatih sistem kekebalan dengan cara yang tepat sasaran sehingga memberi perlindungan langsung terhadap suatu infeksi tertentu.

Akan tetapi, proses ini juga menyebabkan perubahan yang luas pada sistem kekebalan. Ini tampaknya meningkatkan respons terhadap infeksi lain dan para ilmuwan berharap hal tersebut dapat memberi keuntungan pada tubuh untuk melawan virus corona baru.

Dilaporkan, uji klinis sebelumnya telah menunjukkan bahwa BCG dapat mengurangi kematian sebesar 38 persen pada bayi baru lahir di Guinea Bissau, sebagian besar dengan mengurangi kasus pneumonia dan sepsis.

Selain itu, studi di Afrika Selatan mengaitkan vaksin dengan pengurangan 73 persen infeksi di hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Percobaan di Belanda juga menunjukkan BCG dapat mengurangi jumlah virus demam kuning di dalam tubuh.

John Campbell dari Fakultas Kedokteran University Exeter mengatakan bahwa ini bisa menjadi sangat penting bagi perkembangan global. Kendati belum ada bukti, tetapi BCG berpotensi untuk memberi waktu pada vaksin Covid-19 yang akan datang.

Uji coba Inggris adalah bagian dari studi Brace Internasional yang juga berlangsung di sejumlah negara seperti di Australia, Belanda, Spanyol, dan Brasil. Uji coba tersebut sejauh ini telah merekrut sekitar 10.000 orang secara keseluruhan.

Uji coba akan fokus pada kelompok masyarakat tertentu seperti petugas kesehatan dan perawatan, karena mereka lebih mungkin terpapar virus corona, sehingga para peneliti akan tahu lebih cepat apakah vaksin itu efektif atau tidak.

Sam Hilton, dokter umum dari Exeter, yang ikut uji coba karena memiliki risiko tinggi mengatakan ada teori yang cukup bagus bahwa BCG mungkin membuat seseorang tidak sakit parah ketika mereka terkena Covid-19.

“Jadi saya melihatnya sebagai potensi bagi saya untuk sedikit terlindungi, yang berarti saya lebih mungkin untuk bekerja pada musim dingin ini,” ujarnya kepada BBC.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), yang juga merupakan salah satu penulis dalam artikel di Lancet mengatakan vaksin BCG berpotensi menjembatani kesenjangan sebelum vaksin khusus untuk Covid-19 tersedia.

Vaksin tersebut akan menjadi alat penting dalam menanggapi Covid-19 dan pandemi di masa kelam. Namun, vaksin tersebut tidak akan menjadi solusi jangka panjang. Ketahanan yang ditingkatkan terhadap Covid-19 diperkirakan akan berkurang.

Alasan lainnya adalah vaksin tersebut tidak akan melatih sistem kekebalan untuk menghasilkan antibodi dan sel darah putih spesialis yang mengenali dan melawan virus corona baru (SARS-CoV-2).

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro