Bisnis.com, JAKARTA - Osteoporosis atau pengeroposan tulang seakan menjadi hal yang lumrah bagi orang lanjut usia. Namun sejatinya, risiko tersebut bisa dikurangi.
Pakar Gizi Medik RSCM, Prof. Dr. Saptawati Bardosono mengatakan osteoporisis bisa diminimalisir dengan melakukan 3 S.
S pertama yakni saatnya mulai dari dini. Paling awal yakni saat fase kehamilan.
Saptawati menjelaskan nutrisi ibu saat hamil mempengaruhi kepadatan tulang bayi sampai dewasa. Ibu hamil memiliki tanggung jawab untuk menunjang pertumbuhan janin termasuk pembentukan tulang. Oleh sebab itu, ibu hamil harus mendapat asupan kalsium yang cukup.
Jika tidak, mereka akan mengalami osteopeni dan osteoporosis secara dini. Bahkan janin bisa-bisa tidak tumbuh secara optimal, termasuk saat mereka lahir dan dewasa.
"Nutrisi ibu hamil pengaruhi kepadatan tulang bayi sampai dewasa," ujarnya baru-baru ini.
Pertumbuhan tulang berikutnya yakni masa pubertas hingga berhenti pada usia 30 tahun. Saat masuk usia 40 tahun, perempuan akan kehilangan masa tulang setengah persen setiap tahunnya.
S kedua, lanjut Saptawati yakni sediakan nutrisi dan menerapkan pola hidup sehat.
Dia menerangkan tulang memang terlihat keras, namun ternyata tulang tetaplah jaringan hidup yang bersifat dinamis seperti bagian tubuh lainnya. Tulang setelah 30 tahun akan melepaskan massa tapi akan memperbaiki sendiri asalkan komponennya lengkap. Adapun tulang terdiri dari komponen mineral, kalsium, protein, jaringan ikat, serabut saraf, pembuluh darah, dan sumsum di bagian tengah.
Oleh karena itu, pola makan gizi seimbang sangat penting untuk mendapatkan nutrisi yang mendukung kesehatan tulang. Tentu, perlu dibarengi dengan aktivitas dan latihan fisik teratur untuk signal tulang melakukan remodeling.
Saptawati menjelaskan nutrisi pertama yang menunjang kesehatan tulang yakni kalsium dan vitamin D. Nutrisi ini bisa didapatkan dari makanan seperti keju, susu, yogurt, bayam, ikan, telur, hingga sereal.
Kemudian S ketiga yakni suplementasi dengan kalsium dan vitamin D.
Dia menjelaskan tulang mengandung 99% kalsium tubuh. Oleh karena itu dubutuhkan asupan sekitar 600-1200 mg kalsium perhari, terutama saat masa pertumbuhan. "Vitamin D memberikan signal hormonal untuk keseimbangan kalsium," tambahnya.
Kalsium bisa didapatkan dari makanan berupa keju, susu, yogurt, tahu, sayuran, kentang, dan kacang kedelai. Sementara vitamin D bisa didapatkan secara gratis dari sinar matahari.
Kebutuhan asupan vitamin D, menurut Saptawati tergantung pada lokasi geografi, pajanan sinar matahari, kadar vitamin D dalam darah, dan kadar lemak tubuh.