Bisnis.com, JAKARTA - Gangguan kesuburan (infertilitas) banyak dialami pasangan suami istri di Indonesia. Dari 47 juta pasangan usia reproduksi pada 2020, 10-15 persen mengalami gangguan ini.
Gangguan kesuburan merupakan sebuah kondisi ketika pasangan suami istri telah berhubungan intim secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi selama satu tahun, namun belum berhasil menciptakan kehamilan. Faktor laki-laki, perempuan, maupun keduanya, memiliki andil yang sama besar sebagai penyebab infertilitas.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi di RS Pondok Indah IVF Centre Aida Riyanti, menjelaskan infertilitas terbagi menjadi dua jenis.
Pertama adalah infertilitas primer yakni kondisi di mana pasangan belum pernah mendapatkan kehamilan sebelumnya. Kedua adalah infertilitas sekunder, yaitu terjadi pada pasangan yang pernah memiliki anak sebelumnya namun kesulitan untuk mendapatkan kehamilan berikutnya.
Aida mengatakan ada banyak faktor penyebab infertilitas. Pada laki-laki, infertilitas dapat disebabkan oleh gangguan pada sperma, dari jumlah, bentuk, kemampuan sperma bergerak, hingga materi genetik (DNA) sperma.
Sedangkan pada perempuan, infertilitas dapat disebabkan oleh adanya gangguan pematangan sel telur (ovulasi), adanya sumbatan atau infeksi pada saluran indung telur, masalah pada rahim, serta gangguan pada rahim atau indung telur seperti kista cokelat (endometriosis).
"Karenanya, saat pasien berkonsultasi pertama kali, kami akan menggali bagaimana riwayat kesehatan pasien dan merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan kesuburan," ujarnya dalam webinar yang digelar RS Pondok Indah, Kamis (4/2/2021).
Berbagai kelainan ini katanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan khusus, antara lain USG transvaginal, dan pemeriksaan histerosalpingografi (HSG) sebagai pemeriksaan dasar.
Pemeriksaan USG transvaginal diperlukan untuk melihat apakah ada kelainan yang dapat mengganggu proses kehamilan seperti kelainan anatomi bawaan lahir, keberadaan mioma atau polip, melihat kondisi rahim dan indung telur, melihat ukuran organ ovarium, dan melihat jumlah sel telur yang dimiliki.
Sedangkan pemeriksaan HSG berfungsi untuk melihat apakah ada sumbatan pada saluran telur atau tidak. Aida menerangkan bahwa hasil pemeriksaan akan membantu dokter dalam mendiagnosis dan memberikan perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Aida menambahkan ada kondisi dimana infertilitas tidak dapat dijelaskan penyebabnya atau unexplained infertility. Pada situasi ini semua hasil pemeriksaan menunjukkan hasil yang normal, namun pasangan tersebut mengalami kesulitan mendapatkan kehamilan.