Gejala kanker ovarium10/boldsky.com
Health

Waspada Malnutrisi pada Pasien Kanker

Syaiful Millah
Senin, 1 Maret 2021 - 19:51
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Artis dan pembawa acara Shahnaz Haque punya hubungan tak jauh dari penyakit kanker. Dia adalah penyintas kanker ovarium. Selain itu, ibu dan neneknya meninggal setelah didiagnosis mengidap penyakit ganas ini.

Shahnaz bercerita sebelum diketahui memiliki penyakit kanker, dia adalah individu yang aktif di industri hiburan. Ketika itu, tanda-tanda penyakit ini sudah muncul tapi tak disadarinya. Tanda itu ialah penurunan berat badan yang signifikan.

Dalam kondisi normal, berat badannya berkisar di antara 53 hingga 55 kilogram. Tapi secara perlahan, dari bulan ke bulan terus mengalami penurunan, padahal pola konsumsinya tak begitu berubah.

Sebagai seorang yang sering tampil di depan publik, penurunan berat badan dengan pola konsumsi normal adalah hal yang diinginkannya. Jadilah dia 'menikmati' gejala itu. Namun demikian, Shahnaz sadar bahwa ada yang salah dengan hal tersebut.

Dia lantas memeriksakan kondisinya dan mengetahui kabar tak mengenakkan bahwa dia mengidap kanker. Tak ingin kejadian buruk dari orang tuanya menimpa diri, Shahnaz segera melakukan pengobatan.

"Tentu sewaktu saya menjadi model dan pembawa acara, itu [penurunan berat badan] bagus secara visual dan look. Tapi saya sadar dan akhirnya melakukan pengobatan. Dua orang terdekat saya meninggal karena terlambat mendapat penanganan," katanya.

Cerita Shahnaz tentang kanker dan penurunan berat badan bukan tanpa korelasi. Berat badan turun dikaitkan dengan gangguan keseimbangan gizi dan nutrisi, di mana kondisi ini menimbulkan risiko keparahan dan kesulitan perawatan penyakit kanker.

Dokter Gizi dan Medical Senior Manager PT Kalber Farma Tbk. Dedyanto Henky Saputra mengatakan banyak pasien kanker yang memiliki manifestasi, salah satunya yang dialami adalah gangguan gizi atau malnutrisi.

Dia menuturkan malnutrisi pada pasien kanker disebabkan oleh banyak faktor. Pertama sel kanker itu sendiri. Jadi, sel kanker dalam tubuh akan memicu atau menstimulasi pelepasan faktor peradangan sitokin.

Stokin tinggi yang dipicu oleh sel kanker memiliki dampak yang membuat tubuh membutuhkan lebih banyak energi dari asupan makanan. Akan tetapi, sitokin tinggu juga menekan fungsi otak yang terkait nafsu makan.

"Jadi di satu sisi kebutuhan konsumsinya meningkat, tapi nafsu makannya juga hilang," katanya.

Faktor kedua yang menyebabkan malnutrisi pasien kanker adalah faktor terapi atau pengobatan. Penanganan kanker seperti radiologi atau kemoterapi seringkali menimbulkan efek samping semisal mual, muntah, dan sariawan.

Kondisi tersebut menyebabkan keterbatasan konsumsi pada pasien. Faktor ketiga terkait dengan psikis, di mana ada banyak anggapan keliru yang menyangkut makanan dan penyakit ini.

Ada informasi tak tepat yang menyatakan bahwa mengonsumi banyak makanan sama dengan memberi makan sel kanker. Selain itu, ada juga anggapan pasien kanker hanya boleh makan buah dan sayur saja. Hal-hal seperti ini mendorong banyak orang tak mengonsumsi pola makan sehat dan seimbang.

Faktor lainnya dari malnutrisi pada penderita kanker juga bisa disebabkan oleh usia yang telah lanjut dan gangguan penyakit lain. "Sebuah penelitian menunjukkan ternyata gangguan gizi pada pasien kanker itu terjadi pada pasien sejak fase awal. Semakin tinggi stadium, semakin besar juga persentase malnutrisi yang dialami," ujarnya.

Terkait hal ini, Dedyanto menuturkan ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan. Ketepatan jenis, jumlah, dan jadwal nutrisi. Untuk jenis makanan, tidak ada perbedaan signifikan antara orang sehat dengan pengidap kanker yakni perlu menerapkan pola makan seimbang.

Untuk jumlah konsumsi, lanjutnya, beberapa kebutuhan nutrisi pada pasien kanker mengalami peningkatan. Antara lain peningkatan kebutuhan asupan kalori menjadi 30-35 kkal/kgBB/hari, kebutuhan protein menjadi 1,2 sampai 2 gram/kgBB/hari, dan kebutuhan energi dari lemak 30%-50% dari total kebutuhan harian normal.

Sementara untuk jadwal konsumsi, disarankan mengonsumsi makanan porsi kecil tapi lebih sering daripada jadwal harian normal. Dia menuturkan pasien kanker bisa mengonsumsi makanan hingga 7 kali sehari porsi kecil setiap satu tengah jam hingga 2 jam.

"Malnutrisi kanker dapat menurunkan efektivitas terapi dan meningkatkan risiko komplikasi. Pemberian nutrisi dengan jumlah, jenis, dan jadwal yang tepat akan menjaga kualitas hidup pasien kanker," ujarnya. 

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro