Stroke/webmd.com
Health

Penderita Covid-19 Berisiko Tinggi Terkena Stroke

Mia Chitra Dinisari
Senin, 22 Maret 2021 - 15:27
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi baru menambah semakin banyak bukti bahwa pasien Covid-19 memiliki risiko stroke tambahan.

Para peneliti menganalisis data pada lebih dari 20.000 orang dewasa AS yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 antara Januari dan November 2020. Analisis tersebut menemukan bahwa risiko mereka terkena stroke lebih tinggi daripada pasien dengan jenis infeksi lain, termasuk flu.

"Temuan ini menunjukkan bahwa COVID-19 dapat meningkatkan risiko stroke, meskipun mekanisme pastinya masih belum diketahui," kata penulis utama Dr. Saate Shakil, seorang rekan kardiologi di Universitas Washington dilansir dari Webmd.

Studi baru menemukan bahwa 1,4% pasien COVID mengalami stroke yang dikonfirmasi oleh pencitraan diagnostik.

Dari jumlah tersebut, 52,7% mengalami stroke iskemik (disebabkan oleh aliran darah yang tersumbat ke otak); 45,2% mengalami perdarahan atau jenis stroke yang tidak dijelaskan; dan 2,5% mengalami serangan iskemik transien (juga disebut mini-stroke atau TIA).

Pasien COVID yang mengalami stroke lebih cenderung berjenis kelamin laki-laki (64%) dan lebih tua (usia rata-rata: 65) dibandingkan mereka yang tidak mengalami stroke (usia rata-rata: 61).

Studi tersebut mengungkapkan bahwa 44% pasien stroke iskemik menderita diabetes tipe 2, dibandingkan dengan sekitar sepertiga pasien yang tidak mengalami stroke. Delapan dari 10 pasien stroke iskemik memiliki tekanan darah tinggi, dibandingkan dengan 58% pasien non-stroke.

Fibrilasi atrium gangguan irama jantung ditemukan pada 18% pada pasien stroke iskemik dan 9% pada mereka yang tidak mengalami stroke, studi tersebut menemukan.

Pasien stroke rata-rata dirawat di rumah sakit selama 22 hari - 12 hari lebih banyak daripada pasien yang tidak mengalami stroke.

Kematian di rumah sakit lebih dari dua kali lebih tinggi di antara pasien stroke (37%) dibandingkan mereka yang tidak terkena stroke (16%).

Pasien kulit hitam menyumbang 27% dari pasien COVID dalam penelitian ini, dan 31% dari kasus stroke iskemik, menurut temuan yang dipresentasikan pada pertemuan virtual American Stroke Association.

Penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan biasanya dianggap pendahuluan sampai diterbitkan dalam jurnal peer-review.

"Saat pandemi berlanjut, kami menemukan bahwa virus corona bukan hanya penyakit pernapasan, tetapi penyakit pembuluh darah yang dapat memengaruhi banyak sistem organ," kata Shakil dalam rilis berita pertemuan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro