Bisnis.com, JAKARTA – Varian Virus Corona yang menyebar di India disebut tak terdeteksi oleh metode pemeriksaan RT-PCR.
Seperti diketahui varian mutasi ganda B.1.617 di India diperkirakan lebih berbahaya, dan cepat menular.
Melansir kanal Youtube CRUX, Senin (19/4/2021), tes RT-PCR, meskipun menjadi ‘standar emas’, gagal mendeteksi virus karena virus yang didesain untuk dideteksi terus menerus mengubah perilakunya.
Selain itu, pengambilan sampel yang tidak cukup banyak, penyimpanan atau pengantaran sampel ke laboratorium yang kurang memadai, serta tes swab yang terlambat bisa membuat virus ini berhasil menghindar dan tak terdeteksi di RT-PCR.
“Pasalnya, seringkali virus yang bermutasi tidak berkoloni di saluran hidung atau tenggorokan, tempat sampel swab diambil,” tulis laporan tersebut.
Virus yang bermutasi justru langsung menempel ke Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) receptors, atau enzim protein yang ditemukan di permukaan sel-sel paru.
Akibatnya, saat terinfeksi mutasi Virus Corona ini, paru bisa mengalami pneumonia, sindrom distres pernapasan akut (ARDS), dan sepsis. Paru juga bisa sampai mengalami kerusakan, tergantung keparahan penyakit, penyakit bawaan, dan atau karena usia lanjut membuat seseorang menjadi sangat rentan.
Untuk bisa sembuh dari Covid-19, salah satu penanganannya adalah dengan mendapat perawatan di rumah sakit, terutama untuk yang bergejala berat demi meminimalisir kerusakan paru.
Sementara, rumah sakit di India kini kewalahan menerima pasien.
Setelah mengalami Covid-19 dengan gejala berat, paru pasien juga bisa kembali sembuh, tapi akan butuh waktu 3 bulan sampai setahun atau lebih sampai benar-benar pulih.