Bisnis.com, JAKARTA - Memiliki anak adalah impian semua pasangan yang sudah menikah. Tapi sayangnya tidak semua orang memiliki kesuburan yang sama sehingga ada beberapa pasangan yang sulit mendapatkan keturunan.
Menurut American Society of Reproductive Medicine (ASRM), 25 persen dari semua kasus infertil memiliki satu atau lebih faktor infertilitas yang berkontribusi. Misalnya, 40 persen kasus ketidaksuburan disebabkan oleh ketidaksuburan faktor pria, sedangkan 25 persen dari ketidaksuburan wanita disebabkan oleh ovulasi yang tidak normal.
Permasalahan seperti Kista, Miom, Polip, Nyeri Haid berlebih, Haid tidak teratur adalah contoh dari masalah kesuburan yang kerap kali menjadi kendala untuk mendapatkan buah hati.
dr. Pandji Sadar, selaku CEO dari PFBI mengatakan, penting bagi masyarakat untuk menyadari kesuburan diri sendiri sejak dini.
Apalagi, katanya, 1 dari 8 Pasangan suami istri memiliki masalah kesuburan, dan sebagian besar tidak menyadari
permasalahan kesuburan yang dihadapi.
Dia memaparkan, kesadaran mengenai kesuburan dimulai dari pengecekan tiga hal yakni sperma, rahim dan tuba.
"Ketiga hal ini lengkap kita laksanakan di Pusat Fertilitas Bocah Indonesia, yang merupakan satu-satunya pusat fertilitas di Indonesia yang menangani semua kondisi kesuburan Ayah dan Bunda.” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.
Dia memaparkan selama dua tahun keberadaan mereka, sudah 4.000 pasangan yang ditangani yang memiliki masalah kesuburan.
Umumnya, mereka datang karena resah setelah satu tahun menikah namun belum berhasil, serta ketidak tahuan akan masalah kesuburan.
"Saat ini, PFBI menghadirkan paket pemeriksaan #SadarSubur untuk pasangan yang ingin mengetahui kondisi kesuburan serta program hamil apa yang tepat untuk dijalankan. Terdiri dari konsultasi dokter spesialis Kandungan, konsultasi dokter spesialis Andrologi, tes hormon Anti-Mullerian Hormone (AMH), USG transvaginal, analisa sperma, dan pengecekan saluran tuba (HyFoSy)," paparnya.
Sementara itu, dilansir dari Halodoc, pemeriksaan kesuburan melibatkan kedua pasangan.
Untuk wanita, pemeriksaan kesuburan mungkin termasuk sebagai berikut:
1. Pemeriksaan ginekologi dasar.
2. Tes penyakit menular seksual. Beberapa jenis penyakit menular seksual dapat menyebabkan kemandulan).
3. Tes darah. untuk memeriksa sindrom trombofilia dan antifosfolipid (dalam kasus keguguran berulang), serta berbagai hormon, termasuk LH, FSH, hormon tiroid, hormon androgen, prolaktin, estradiol (E2), dan progesteron.
4. Ultrasonografi. Untuk mencari ovarium polikistik, kista ovarium yang lebih besar, fibroid, dan terkadang, untuk memastikan terjadinya ovulasi. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk memeriksa bentuk rahim dan ketebalan lapisan rahim.
5. HSG atau histerosalpingogram. Untuk memeriksa apakah saluran tuba terbuka dan tidak tersumbat, serta untuk mengevaluasi bentuk rahim.
6. Histeroskopi. Melibatkan penempatan kamera seperti teleskop melalui leher rahim ke dalam rahim untuk melihat lebih dekat ke bagian dalam rahim. Ini dilakukan jika pemeriksaan HSG menunjukkan potensi kelainan atau tidak dapat disimpulkan.
7. Sonohisterogram. Melibatkan penempatan cairan steril di dalam rahim (melalui kateter), dan kemudian mengevaluasi rahim dan dinding rahim melalui USG.
8. Laparoskopi diagnostik. Merupakan tes kesuburan yang paling invasif. Tes ini hanya dilakukan jika gejala menunjukkan kemungkinan endometriosis, sebagai bagian dari pengobatan tuba falopi yang tersumbat, atau dalam beberapa kasus infertilitas yang tidak dapat dijelaskan.
Pemeriksaan Kesuburan untuk Pria
Analisis sperma adalah tes kesuburan utama bagi pria. Dalam hal ini, pria perlu memberikan sampel air mani untuk dievaluasi di laboratorium. Idealnya, tes harus dilakukan dua kali, pada hari yang berbeda, untuk memastikan hasilnya.
Biasanya, hanya analisis sperma yang diperlukan untuk mendiagnosis infertilitas pria. Namun, pengujian lebih lanjut juga dapat dilakukan, termasuk:
Pemeriksaan fisik umum oleh ahli urologi.
1. Analisis sperma khusus, termasuk pengujian genetik sperma (mencari keberadaan antibodi) dan evaluasi sperma yang tidak bergerak (untuk melihat apakah mereka hidup atau mati).
2. Tes darah, untuk memeriksa kadar hormon, biasanya FSH dan testosteron, tetapi terkadang juga LH, estradiol, atau prolaktin.
3. Tes penyakit menular seksual.
4. Ultrasonografi, untuk mengevaluasi vesikula seminalis dan skrotum.
5. Urinalisis pasca ejakulasi (tes urine), untuk memeriksa ejakulasi retrograde.
6. Biopsi testis, yang melibatkan pengangkatan jaringan testis melalui prosedur bedah kecil.
7. Vasografi, yaitu sinar-X khusus yang digunakan untuk mencari penghalang pada organ reproduksi pria.