Bisnis.com, JAKARTA - Public Health England menilai risiko varian Delta membuat penderita mengalami reinfeksi covid-19 lebih tinggi daripada varian alpha.
Hal tersebut, berdasarkan data pengujian nasional yang mereka lakukan.
Analisis badan kesehatan menemukan risiko infeksi ulang dengan Delta mungkin 46 persen lebih besar dibandingkan dengan varian Alpha, dengan risiko tertinggi terlihat enam bulan setelah infeksi pertama.
Hal itu dengan melihat kasus kedua yang disebabkan oleh Delta 2,37 kali lebih umum dibandingkan dengan Alpha.
Temuan ini didukung oleh data baru dari studi Siren Public Health England (PHE), yang memantau lebih dari 40.000 staf NHS untuk infeksi Covid.
Angka terbaru menunjukkan bahwa tes positif meningkat terus dari Mei hingga Juli ketika 1,1 petugas diketahui mengalami reinfeksi. Hampir sepertiga dari petugas kesehatan telah terkena Covid sebelum mendaftar pada penelitian ini dan lebih dari 95 persen telah divaksinasi.
Tidak jelas mengapa Delta dapat menyebabkan lebih banyak infeksi ulang, tetapi satu kemungkinan adalah kekebalan dari infeksi di awal pandemi mungkin sedikit berkurang sehingga mengurangi pertahanan tubuh terhadap varian yang menjadi dominan di Inggris tahun ini.
Mengingat temuan tersebut, PHE meningkatkan penilaian risikonya pada "kekebalan setelah infeksi alami" dari kuning menjadi merah untuk varian Delta. Infeksi ulang tetap jarang terjadi, terhitung hanya 1,2% dari 83.197 kasus yang dianalisis.
Dr Jenny Harries, kepala eksekutif Badan Keamanan Kesehatan Inggris, mengatakan data rawat inap terbaru ini menunjukkan sekali lagi betapa pentingnya vaksinasi dalam melindungi kita dari penyakit parah dan kematian.
“Dua dosis vaksin jauh lebih efektif melawan Covid-19 daripada satu dosis, jadi pastikan Anda maju untuk mendapatkan dosis kedua segera setelah diundang," ujarnya dilansir dari Guardian.