Kandidat vaksin covid-19 Sinovac
Health

Daftar Vaksin Covid-19 di Indonesia yang Telah Mendapat Izin Darurat BPOM

Ni Luh Anggela
Senin, 26 Juli 2021 - 11:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia saat ini tengah mengalami peningkatan lonjakan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh penyebaran virus corona varian delta.

Dalam perjuangan menghadapi varian baru, Badan POM kembali menambah jajaran vaksin yang dapat digunakan sebagai langkah preventif dari penyebaran Covid-19 di Indonesia dengan menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Pfizer pada 15 Juli lalu.
 
Sebelum vaksin Pfizer, Badan POM sebelumnya telah memberikan EUA untuk beberapa vaksin Covid-19. Berikut daftar vaksin Covid-19 yang telah memperoleh EUA dari Badan POM.

1. CoronaVac/Sinovac

Vaksin CoronaVac merupakan vaksin berbahan dasar virus Corona (SARS-CoV-2) yang telah dimatikan (inactivated virus). Vaksin yang diproduksi oleh Sinovac Biotech ini didaftarkan oleh PT. Bio Farma. Uji klinis fase 3 telah dilakukan di beberapa negara termasuk Indonesia, Brazil dan Turki.
 
Analisis terhadap efikasi vaksin CoronaVac dari uji klinik di Bandung menunjukkan efikasi vaksin sebesar 65,3 persen dan berdasarkan laporan dari efikasi di Turki adalah sebesar 91,25 persen, serta di Brazil sebesar 78 persen. Hasil tersebut telah memenuhi persyaratan WHO dengan minimal efikasi vaksin adalah 50 persen.
 
Efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang, yaitu efek samping lokal berupa nyeri, indurasi (iritasi), kemerahan dan pembengkakan. Selain itu, terdapat efek samping sistemik berupa myalgia (nyeri otot), fatigue dan demam.
 
2. Vaksin Covid-19 Bio Farma

Vaksin yang mendapat EUA pada 16 Februari 2021 ini diberi nama Vaksin Covid-19 yang merupakan vaksin dari virus yang diinaktivasi.
 
Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito melalui laman resmi Badan POM menyampaikan vaksin Covid-19 yang diproduksi PT. Bio Farma memiliki kandungan dan profil khasiat keamanan yang sama dengan vaksin CoronaVac yang diproduksi di Sinovac Beijing.
 
Untuk efikasi vaksin, masih dalam tahap pengujian.
 
3. AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca merupakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Oxford University bekerjasama dengan AstraZeneca menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (ChAdOx 1).
 
Proses evaluasi yang dilakukan Badan POM  bersama Tim Ahli yang tergabung dalam Komite Nasional Peneliti Obat, ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), dan Klinisi terkait lainnya menunjukkan efikasi vaksin dengan 2 dosis standar yang dihitung sejak 15 hari pemberian dosis kedua hingga pemantauan sekitar  2 bulan menunjukkan efikasi sebesar 62,10 persen.
 
Dalam uji klinisnya, mengutip Alodokter, Senin (26/7/2021), sebagian besar efek samping bersifat ringan hingga sedang. Gejala umum yang sering dialami seperti nyeri otot, kemerahan, gatal, bengkak atau benjol di tempat suntikan, demam, lelah, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, radang tenggorokan, flu dan batuk.
 
4. Sinopharm

Vaksin produksi Beijing Bio-Institute Biological Products Co., merupakan salah satu unit dari Sinopharm yang merupakan anak perusahaan dari China National Biotec Group (CNBG). Vaksin tersebut memiliki platform jenis vaksin inactivated virus (virus yang dimatikan). Di Indonesia, vaksin ini didaftarkan dan didistribusikan oleh PT. Kimia Farma Tbk. dengan nama SARS-CoV-2 Vaccine (Vero Cell), Inactivated.
 
Studi klinik fase 3 yang dilakukan pada lebih dari 42.000 subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara menunjukkan efikasi vaksin Covid-19 produksi Sinopharm sebesar 78,02 persen. Selain itu, secara umum keamanan vaksin dapat ditoleransi dengan baik dan frekuensi kejadian masing-masing efek samping tersebut adalah 0,1 persen (terkategori sangat jarang), serta pada usia di atas 60 tahun tidak ada laporan efek samping lokal grade 3.
 
5. Moderna

Moderna Covid-19 Vaccine merupakan vaksin yang dikembangkan dengan platform mRNA. Vaksin ini menjadi vaksin pertama dari platform mRNA yang memperoleh EUA dari Badan POM.
 
Badan POM telah melakukan pengkajian bersama dengan Tim Ahli Komite Nasional Penilai Covid-19 dan ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) dan untuk data efikasi, berdasarkan data uji klinik fase 3 pada tanggal 21 November 2020, efikasi Moderna  Covid-19 Vaccine untuk mencegah Covid-19 yang parah adalah sebesar 94,1 persen pada kelompok usia 18 hingga di bawah 65 tahun dan 86,4 persen pada kelompok usia 65 tahun ke atas. Hasil ini diperoleh melalui pengamatan mulai hari ke-14 setelah penyuntikkan kedua.
 
Pada uji klinis, efek samping yang terjadi pada 50 persen peserta berupa kelelahan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi. Selain itu, nyeri di tempat suntikan, bengkak, kemerahan juga terjadi, tetapi derajat ringan hingga sedang.
 
6. Pfizer

Terbaru, Badan POM menerbitkan EUA untuk salah satu jenis vaksin dari platform mRNA, vaksin Comirnaty yang diproduksi oleh Pfizer and BioNTech.  Vaksin yang berasal dari Amerika Serikat ini digunakan dengan indikasi pencegahan Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 12 tahun ke atas.
 
Berdasarkan data uji klinis fase 3, efikasi vaksin Pfizer pada usia 16 tahun ke atas menunjukkan keberhasilan sebanyak 95,5 persen dan pada remaja usia 12 hingga 15 tahun sebesar 100 persen.
 
Kejadian reaksi yang paling sering timbul dari penggunaan vaksin ini antara lain, nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri sendi dan demam.  
 
Meski keenam vaksin memiliki efikasi yang berbeda, namun semua vaksin terbukti dapat mencegah Covid-19 yang parah atau bahkan kematian. Maka dari itu, segera melakukan vaksinasi dan selalu terapkan protokol kesehatan untuk membantu mencegah penyebaran Covid-19.  

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro