Bisnis.com, JAKARTA - Ada momen cukup awkaward dalam olimpiade Tokyo 2020 kali ini.
Di cabang balap sepeda, Annemiek van Vleuten sempat merasa bahwa sudah meraih medali emas di tanganya.
Pebalap sepeda asal Belanda itu sukses melintasi garis finis road race putri pada hari Minggu dengan tangan terangkat. Kegembiraan dan kelegaan terpancar di wajahnya.
Kala itu dia berpikir menjadi pebalap pertama yang mencapai garis finish.
Tapi ternyata dia melakukan selebrasi yang salah. Faktanya, dia menyelesaikan balapan empat jam 75 detik di belakang pemenang sebenarnya, Anna Kiesenhofer dari Austria yang unggul 1 menit 15 detik di depannya. Van Vleuten tidak bisa mempercayainya. Dia hancur ketika diberitahu oleh seorang anggota tim bahwa dia tidak akan berdiri di tangga teratas podium.
Pebalap berusia 38 tahun itu tidak tahu bahwa Kiesenhofer telah mendahuluinya, tidak menyadari ada seseorang yang harus dikejar untuk posisi teratas. "Ya, saya pikir saya telah menang, saya kecewa dengan hal ini, tentu saja. Awalnya saya merasa sangat bodoh, tetapi kemudian yang lain (rekan setimnya) juga tidak tahu siapa yang menang.” kata van Vleuten dilansir dari news.com.au.
Dia pun harus berpuas dengan medali perak yang diraihnya. Ini memang menjadi ajang balapan dimana atlet berlomba tanpa komunikasi, tanpa earphone.
Sebelum drama itu, diapun sempat terjatuh di tengah arena ketika Emma Joergensen dari Denmark membelok ke arahnya.
Juara dunia road race 2019 itu tapi dengan cepat bangkit dan kembali ke peloton untuk memulai pertarungan.
Itu berarti van Vleuten akan meninggalkan Tokyo dengan bekas luka yang sama menyakitkannya dengan bekas luka yang didapatnya pada kunjungan Olimpiade terakhirnya.
Kala itu dia mengalami kecelakaan parah.